Enggan Berbicara dengan Xi Jinping, Donald Trump: Kita Bisa Putuskan Semua Hubungan dengan Tiongkok

- 16 Mei 2020, 03:35 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.*
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.* // Twitter/@PDChina/@SenToomey

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan kemunduran lebih lanjut hubungannya dengan Tiongkok terkait virus corona.

Ia bahkan mengatakan tidak tertarik untuk berbicara dengan Presiden dari Tiongkok, Xi Jin Ping saat ini.

Trump terus melangkah lebih jauh dengan menyarankan untuk memutuskan hubungan dengan Tiongkok yang menjadi wadah ekonomi terbesar kedua di dunia.

Baca Juga: Kunjungi Pabrik APD Tanpa Masker, Donald Trump Banggakan Diri Sebagai 'Pejuang'

Trump mengatakan dia sangat kecewa dengan kegagalan Tiongkok untuk menahan penyebaran virus corona.

Bahkan adanya pandemi Covid-19 telah membuat perjanjian perdagangan antara dua negara tersebut pada Januari 2020, yang AS anggap akan menghasilkan pencapaian yag besar.

"Mereka seharusnya tidak pernah mebiarkan ini teradi. Jadi saya membuat kesepakatan perdagangan yang hebat dan sekarang saya mengatakan ini tidak terasa sama sekali bagi saya. Tinta hampir kering dan wabah datang,” ujar Trump dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Kamis, 14 Mei 2020.

Kekesalan Trump merambah pada Xi Jin Ping, padahal sebelumnya ia mengatakan bahwa mereka berdua memiliki hubungan yang baik.

Baca Juga: Desak Tiongkok Lakukan Penyelidikan Independen, Borell: Emban Tanggung Jawab Sepadan dengan Bobotnya

"Saat ini, saya hanya tidak ingin berbicara dengannya," ujar Trump dikutip dari situs Reuters.

Dalam wawancara tersebut, Trump kemudian ditanyai terkait saran senator untuk menolak permintaan visa AS bagi pekajar Tiongkok.

Namun menanggapi pertanyaan tersebut, Trump malah menjawab bahwa dia bisa saja memutuskan semua hubungan dalam bidang apa pun dengan Negara Tiongkok.

"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan banyak hal. Kita bisa memutus seluruh hubungan," ujar Trump dengan berani.

Baca Juga: Dua Pengungsi Muslim Rohingya Dikabarkan Positif Covid-19 di Kamp Pengungsi Terbesar

Trump mengatakan jika memang hubungan bilateral kedua negara tersebut benar-benar berakhir, maka Amerika Serikat bahkan bisa menghemat uang senilai $ 500 Miliar atau setara dengan Rp 7.436 Triliun.

Harga tersebut adalah uang yang AS sebut sebagai 'uang hilang' untuk pasokan impor dari Tiongkok ke AS.

“Sekarang, jika kamu melakukannya, apa yang akan terjadi? Anda akan menghemat $ 500 miliar (Rp 7.436 Triliun, red.),” kata Trump.

Namun Pernyataan itu justru mengundang ejekan dari Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Tabloid Global Times China yang berpengaruh.

Baca Juga: Inspeksi Mendadak, Pansus Covid-19 Temukan Sejumlah Toko Swalayan Langgar Aturan PSBB

Ejekan tersebut merujuk pada komentar Trump yang banyak dikritik bulan lalu tentang bagaimana COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, mungkin untuk diobati.

"Presiden ini pernah menyarankan pasien COVID-19 untuk menyuntikkan desinfektan. Ingatlah ini dan kamu tidak akan terkejut ketika dia mengatakan dia bisa memutuskan seluruh hubungan dengan Tiongkok," ujar Xijin.

Berikan pembelaan untuk Trump, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa Tiongkok perlu memberikan lebih banyak informasi tentang virus corona dan Trump sedang meninjau pilihannya.

Baca Juga: Hanya Berlaku Dua Hari Sekali, PT KAI Ubah Jadwal Perjalanan Kereta Api Luar Biasa

“Presiden prihatin. Dia meninjau semua pilihannya. Jelas, kami sangat prihatin tentang dampak virus ini terhadap ekonomi, pekerjaan Amerika, kesehatan masyarakat Amerika dan presiden akan melakukan segalanya untuk melindungi ekonomi dan melindungi pekerja Amerika,” kata Mnuchin.

Ia justrru menyatakan bahwa tindakan Trump sebagai bentuk untuk memahami fakta yang ada di balik virus tersebut. Ia sebut AS berhak bersikap seperti itu.

Namun Tiongkok menegaskan itu sudah transparan, dan di tengah pertentangan yang semakin sengit, kedua pihak telah mempertanyakan masa depan kesepakatan perdagangan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x