Buat Spekulasi Soal Kematian Kim Jong Un, Pembelot Korea Utara: Saya Minta Maaf

- 5 Mei 2020, 19:00 WIB
PEMIMPIN Korea Utara, Kim Jong-un.*
PEMIMPIN Korea Utara, Kim Jong-un.* /REUTERS/

 

PIKIRAN RAKYAT - Seorang mantan diplomat senior Korea Utara meminta maaf usai mengatakan Kim Jong Un mungkin sakit sehingga tidak bisa berdiri, beberapa hari sebelum dia muncul di media pemerintah.

Kim menghilang dari media pemerintah selam tiga minggu yang merupakan waktu sangat lama, sehingga mengarah kepada kekhawatiran negara bersenjata nuklir jika terjadi suksesi yang tidak terduga.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian, para pembelot terkenal dari Korea Utara berspekulasi bahwa Kim menderita penyakit serius atau bahkan bisa saja mati.

Baca Juga: Tiongkok Ejek Amerika Serikat Lewat 'Once Upon a Virus', Cuplikan Animasi: Itu Hanya Flu!

Salah satu pembelot, Thae Yong Ho, yang merupakan antan wakil duta besar untuk Inggris, pada 4 Mei 2020 mengeluarkan permintaan maaf atas spekulasinya.

"Saya sadar bahwa salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara.

"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat. Apa pun alasannya, saya meminta maaf kepada semua orang," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ekonom Prediksi Penduduk Miskin Indonesia Bertambah di Tahun 2020, Simak Penjelasannya

Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih di parlemen untuk oposisi, Ji Seong Ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa ia yakin Kim telah meninggal, setelah operasi Kardiovaskular dan pengumuman resmi akan datang secepatnya.

"Saya telah merenungkan diri selama beberapa hari terakhir, dan merasakan beratnya posisi saya. Sebagai tokoh publik, saya akan bersikap hati-hati untuk maju," ujarnya.

Ji telah mengatakan kepada Reuters bahwa pada Jumat, ia telah menerima informasi tentang kematian Kim dari sumber yang tidak bisa ia ungkapkan.

Baca Juga: India Longgarkan Lockdown, Masyarakat Berdesakan Antre Beli Minuman Keras

Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan mengkritik pasangan itu karena kecerobohannya.

Salah satu anggota partai mendesak mereka untuk dikeluarkan dari komite intelijen dan pertahanan, sementara yang lain mengatakan para pembelot berkontribusi sedikit bagi masyarakat Korea Selatan.

Partai Ji mengakui bahwa dia telah membuat pernyataan 'gegabah dan ceroboh', tetapi mengkritik partai yang berkuasa karena merusak keduanya dan 'memicu kebencian' terhadap mereka.

Baca Juga: Jet Tempur F-15 Pelindung Presiden AS Donald Trump Mendarat Darurat

Kesalahan ini menyoroti sulitnya mendapatkan informasi yang dapat dipercaya tentang Korea Utara.

Negara yang penuh rahasia selama puluhan tahun terus mengendalikan informasi, dan berita tentang kesehatan dan keberadaan pemimpinnya dibagikan hanya dengan segelintir pembantu yang paling terpercaya.

Thae menulis dalam memoarnya bahwa ketika mantan pemimpin Kim Jong-il meninggal pada 2011, bahkan menteri luar negeri tidak tahu sampai staf kementerian dipanggil untuk menonton pengumuman media pemerintah.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Ratusan Ribu TKA Tiongkok Berdemo di Sulawesi Tengah, Ini Faktanya

Pemerintah Korea Selatan, yang mengumpulkan intelijen dari berbagai sumber, telah mendesak kehati-hatian pada spekulasi tentang kesehatan Kim dan mengatakan tidak melihat tanda-tanda sesuatu yang serius telah terjadi.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x