Ia juga menyebutkan bahwa obat tersebut bisa memberikan pasien lebih sedikit waktu untuk dirawat secara intensif dengan bantuan ventilator karena bisa sembuh dengan lebih cepat oleh obat tersebut.
“Anda mungkin akan menggunakan ini pada pasien dengan penyakit yang paling parah. Itu ide yang masuk akal," tambah Ahli virus dari Universitas Nottingham, Profesor Will Irving.
Obat ini menyerang protein kecil yang disebut sitokin yang terlalu menstimulasi sistem kekebalan tubuh dan menghasilkan efek peradangan pada pasien radang sendi, yang berlebihan pada jaringan paru-paru penderita Covid-19 dan organ lain.
Obat ini juga dapat memberikan peluang yang lebih baik bagi pasien yang sakit untuk bisa pulih kembali.
Baca Juga: Dinilai Bukan Solusi Tepat, Garda Metal Cirebon Raya Tolak PHK di Tengah Wabah Corona
Namun dalam hal ini, para dokter tersebut menyatakan bahwa dokter dapat secara legal menggunakan obat tersebut, namun dengan risiko yang harus ditanggung sendiri.
"Perawatan ini tidak memiliki lisensi untuk Covi-19, tetapi beberapa dokter telah mencoba untuk menggunakan kembali tocilizumab dan tampaknya memiliki beberapa efek," ujar dokter Brown.
Namun dalam hal ini ia menyatakan bahwa begitu data dikumpulkan dalam skala besar obat ini dapat dibuktikan dan terpercaya.
Ia merasa sangat penting bagi para dokter untuk mempublikasikan data san memberi dokter lainnya informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tetapkan PSBB Jawa Barat Mulai Tanggal 6 sampai 19 Mei 2020