Supir WHO yang Tengah Membawa Swab Test Corona Ditembak, Sang Ayah: Dia Pahlawan Kesehatan

- 22 April 2020, 11:00 WIB
ILUSTRASI mayat, jenazah.*
ILUSTRASI mayat, jenazah.* /ADOBE STOCK/

PIKIRAN RAKYAT - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan kejadian nahas menimpa seorang supir WHO yang membawa swab (sampel lendir) dari pasien untuk diuji Covid-19.

Ia ditembak dan tewas ditempat saat berada di negara bagian Rakhine Myanmar. PBB menduga korban diserang pelaku yang tergabung dalam konflik antara militer dan Tentara Arakan.

Sebelumnya PBB beberapa kali menyerukan agar gencatan senjata itu segera dihentikan, apalagi saat pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Tak Ada Tanda Manipulasi Lab Wuhan, WHO: Ilmuwan Merujuk Covid-19 Berasal dari Hewan

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, meskipun seruan global telah digaungkan Badan Pengamanan Internasional, namun saat pandemi ini dilaporkan, jumlah kematian akibat gencatan senjata ini menyebabkan 5 orang tewas.

Pyee Sone Win Maung, pengemudi kendaraan WHO yang tewas ini, ditemukan tak bernyawa dalam mobil berisi swab lendir pasien terduga corona, pada Senin, 20 April 2020.

"Pekerja WHO itu mengendarai kendaraan PBB dari Sittwe ke Yangon, mengangkut sampel pemeriksaan Covid-19 untuk mendukung Kementerian Kesehatan dan Olahraga setempat," tulis kantor PBB di Myanmar dalam unggahan di akun Facebook.

Baca Juga: Usai Resmi Mundur dari Sekjen PSSI, Ratu Tisha Tolak Pinangan Sriwijaya FC

Setelah rumor penembakan dilakukan pelaku konflik mencuat ke publik, baik militer Myanmar atau Tentara Arakan menyangkal bertanggung jawab atas serangan itu dan saling menuduh.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian informasi Myanmar mengatakan, mobil bertanda PBB itu mendapat tembakan dari gerilyawan saat membawa alat swab dari Rakhine ke kota terbesar, Yangon. Tentara Arakan menyalahkan militer.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Kurang Tidur Dapat Menggandakan Risiko Kematian

Diketahui, pasukan pemerintah dan pemberontak dari Tentara Arakan yang menginginkan otonomi yang lebih besar untuk wilayah barat Myanmar, telah dikunci dalam pertempuran sengit selama lebih dari setahun, tetapi bentrokan kembali meningkat baru-baru ini.

Bahkan, Mayor Jenderal Tun Tun Byi, juru bicara militer bertanya, apa yang menjadi alasan mereka melancarkan aksi penembakan terhadapa supir yang membawa kendaraan WHO tersebut.

"Mereka bekerja untuk kami, untuk negara kami. Kami memiliki tanggung jawab untuk itu, setiap orang yang memiliki otak tahu itu. Jika kamu adalah warga negara Myanmar, kamu seharusnya tidak menanyakan itu," ujarnya.

Baca Juga: Jangan Terlalu Bergantung, 4 Zodiak Ini Diramalkan Tak Bisa Diandalkan

Sedangkan, petugas kesehatan lain yang terluka dalam serangan itu sedang dirawat di rumah sakit.

Ayah pengemudi yang tewas akibat tembakan tersebut, Htay Win Maung mengatakan, putranya yang berusia 28 tahun itu telah bekerja untuk WHO di Sittwe selama tiga tahun.

"Hati saya hancur untuknya. Saya mencoba menenangkan diri dengan berpikir bahwa dia meninggal dunia saat menjalankan tugasnya di garis depan.

Baca Juga: Peneliti Temukan Mutasi Virus Corona Paling Mematikan Terjadi di Eropa Dibandingkan AS

"Dia pergi ke sana di tengah pertempuran ketika banyak orang tidak berani pergi, dia pahlawa kesehatan," ujarnya kepada Reuters melalui telepon.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x