Peneliti Temukan Mutasi Virus Corona Paling Mematikan Terjadi di Eropa Dibandingkan AS

- 22 April 2020, 07:00 WIB
ILUSTRASI upaya pencegahan infeksi virus corona.*
ILUSTRASI upaya pencegahan infeksi virus corona.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah studi terkait pembaharuan struktur molekul dalam virus corona mulai gencar dilakukan, setelah para ilmuwan menemukan fakta bahwa Covid-19 mengalami mutasi hingga setidaknya 30 jenis yang berbeda.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Mirror Daily, ada lebih dari 2,4 juta jiwa terinfeksi corona di seluruh dunia, setelah diteliti lebih mendalam menunjukan bahwa strain yang ada di Eropa saat ini jauh lebih mematikan daripada yang ditemukan di AS.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, 22 April 2020: Ciwaringin dan Harjamukti Diguyur Hujan Lokal

Bermula, saat peneliti dari Universitas Zhejiang percaya bahwa virus corona telah bermutasi menjadi setidaknya 30 jenis yang berbeda.

Tak berselang lama peneliti Tiongkok dan Eropa menemukan fakta tersebut yang dilaporkan pada South China Morning Post, mereka menyebut galur dari Tiongkok dan Eropa ditemukan sebagai yang paling berbahaya, sedang AS lebih ringan.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis strain virus dari 11 pasien virus corona, menguji seberapa efektif virus dapat menginfeksi dan membunuh sel manusia.

Baca Juga: Cek Fakta: Geger Kelelawar Aneh yang Disebut Bisa Berenang di Air, Ini Fakta Ilmiahnya

Hasilnya mengungkapkan bahwa beberapa mutasi paling mematikan ditemukan di Zhejiang, sementara strain ini juga ditemukan di Spanyol, Italia, dan New York.

Yang mengkhawatirkan, jenis virus ini ditemukan menciptakan hingga 270 kali lipat viral load dibandingkan jenis yang paling ringan.

Sementara itu, strain paling ringan sebagian besar ditemukan di AS, termasuk di Negara Bagian Washington.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Mirror South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x