PIKIRAN RAKYAT - Terkait penemuan ilmuwan Jerman yang menyebut antibodi plasma darah pasien pulih Covid-19 efektif untuk menyembuhkan terinfeksi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan keraguannya, pada Jumat, 17 April 2020 lalu.
Hal tersebut diungkap ahli kedaulatan WHO, Mike Ryan, yang juga menuturkan bahwa meskipun antibodi plasma darah pasien pulih Covid-19 bekerja efektif, namun beberapa negara belum mengembangkan antibodi itu, mereka hanya menawarkan 'kekebalan kelompok' terhadap populasi yang besar.
"Banyak informasi awal yang datang kepada kami pada saat ini akan menunjukkan bahwa cukup sedikit populasi yang mengalami serokonversi (untuk memproduksi antibodi)," ujar Ryan, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters.
Baca Juga: Gudang Kayu di Kecamatan Tengahtani Cirebon Terbakar, Belum Diketahui Penyebabnya
Lebih lanjut, Ryan mengharapkan bahwa mayoritas masyarakat sembuh dengan antibodi tersebut, namun bukti umum bertolak belakang dengan harapan itu, sehingga antibodi mungkin tidak memecahkan masalah pemerintah atas Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, beberapa pakar kesehatan baik Jerman ataupun Tiongkok telah mengusulkan langkah-langkah guna memerangi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menerapkan strategi kekebalan kelompok.
Strategi kekebalan kelompok ini, merupakan plasma darah yang diambil dari tubuh pasien pulih Covid-19 untuk menjadi obat bagi penderita virus corona.
Baca Juga: Antisipasi Covid-19, Pemkab Cianjur Minta PSBB Diterapkan di Seluruh Wilayah Jawa Barat
Namun, tak sedikit pakar yang menentang usulan itu, karena risikonya terlalu tinggi. Mengingat vaksin corona juga belum ditemukan.