Daging Anjing dan Kucing Marak Dijual di Vietnam Usai Disebut Bisa Obati Wabah Covid-19

- 19 April 2020, 10:15 WIB
ILUSTRASI anjing.*
ILUSTRASI anjing.* /Pixabay

Namun daging itu sering dikaitkan dengan wabah kolera, kasus trichinella, dan rabies.

Seorang pendiri Badan Amal Hewan, Micheal Chour mengatakan bahwa kenaikan konsumsi daging anjing dan kucing di negara tersebut dipengaruhi oleh Tiongkok dengan banyak restoran yang telah buka dua tahun terakhir di sana.

"Orang-orang masih makan banyak daging di daerah-daerah ini karena mereka percaya itu adalah obat," ujar Chour.

Banyak pendatang dari Tiongkok yang menjalankan bisnis bersama dengan warga. Mereka percaya, bahwa Tiongkok adalah negara besar dan setiap praktiknya harus diikuti.

Sementara itu, justru di Tiongkok seperti Kota Shenzen dan Zhuhai telah melarang makan daging anjing dan kucing sebagai tindakan untuk melawan wabah Covid-19.

Namun sebagian daerah di Tiongkok masih mempertimbangkan untuk menghentikan konsumsi daging anjing dan kucing tersebut.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Minggu, 19 April 2020: Dukupuntang dan Kejaksan Hujan Ringan

Tiongkok juga telah menyusun pedoman baru untuk mereklasifikasi anjing sebagai bagian dari respon wabah virus corona.

Virus corona baru yang dikatakan berasal dari kelelawar itu sempat menyoroti perdagangan hewan liar di Tiongkok.

Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan itu dapat ditularkan antarmanusia oleh spesies yang ada di pasar basah di Tiongkok.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah