Kongres Rakyat Nasional, memberlakukan larangan pada akhir Februari atas penjualan dan konsumsi hewan liar, seperti kelelawar dan ular, sebab mengklaim masalah itu telah menjadi masalah kesehatan, menurut Wall Street Journal.
Baca Juga: Pemain Singgung Soal Corona, Drama Seri Percintaan Thailand '2gether' Terancam di Boikot
"Masalah menonjol dari memakan hewan liar secara sembarangan dan risiko potensial terhadap kesehatan masyarakat telah menimbulkan keprihatinan publik yang luas," ujar seorang juru bicara pada saat itu, menurut otoritas kesehatan tersebut.
Sementara itu, insentif pajak baru untuk mendorong penjualan satwa liar di luar negeri telah menimbulkan kekhawatiran dalam laporan kongres baru.
Layanan Penelitian Kongres AS, yang tengah bekerja pada analisis non-partisan untuk Kongres, mengatakan upaya untuk mendorong penjualan hewan liar di luar negeri, sementara dilarang di Tiongkok, dapat menyebarkan risiko ke pasar global lain, menurut surat kabar itu.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Tidur Setelah Makan Membuat Badan Gemuk, Simak Penjelasan Lengkapnya
Sehingga kebiasaan konsumsi hewan primata ini juga akan menjadi tradisi negara yang akan menerima hewan ekspor dari Tiongkok tersebut.***