51 Pasien Covid-19 di Korsel Kembali Positif Usai Dinyatakan Sembuh, Simak Penyebabnya

- 9 April 2020, 15:27 WIB
PASIEN terinfeksi corona dan dinyatkan sembuh kembali terinfeksi
PASIEN terinfeksi corona dan dinyatkan sembuh kembali terinfeksi /New York Post/ Tangkapan layar

PIKIRAN RAKYAT - Sempat terpukul akibat wabah virus corona, Korea Selatan kembali bangkit, dan menunjukan peningkatan jumlah pasien sembuh dalam sepekan terakhir yang mencapai angka lebih dari 6.000 jiwa.

Namun, kabar ini tidak berlangsung lama, saat pejabat kesehatan Korea Selatan mendapatkan fakta fenomena baru dari virus yang menyerang pernapasan ini.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post, pejabat kesehatan Korea Selatan, mengungkapkan, setidaknya 51 pasien yang di diagnosis telah sepenuhnya pulih dari Covid-19 di Korea Selatan, dinyatakan positif kembali untuk kedua kalinya usai meninggalkan karantina.

Baca Juga: Tak Lakukan Penjanjian Bulan, AS Diperintah Donald Trump untuk Menambang di Luar Angkasa

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) yang diberitakan Kantor Berita Yonhap, para pasien dari Daegu semuanya dinyatakan positif dalam waktu yang relatif singkat setelah mereka diberikan perawatan intensif.

Menidaklanjuti hal tersebut, pemerintah telah mengirim tim spesialis untuk melakukan penyelidikan epidemiologi di kota tersebut, yang diketahui merupakan pusat epidemi di Korea Selatan.

Untuk saat ini, direktur jenderal KCDC, Jeong Eun-kyeong, percaya kemungkinan virus itu aktif kembali setelah non aktif pada pasien, sebagai lawan dari antibodi mereka yang terinfeksi ulang.

Baca Juga: Tak Sadar Terinfeksi Corona, Pria asal AS Tulari 15 Orang saat Hadiri Pemakaman dan Pesta

Fenomena ini, memperkuat ketakutan sejumlah warga Korea Selatan, bahwa penularan tetap menjadi bahaya tersembunyi, bahkan setelah virus tersebut dinyatakan hilang. Bahkan dokter Tiongkok sebelumnya memperingatkan, virus itu lebih mematikan untuk kedua kalinya.

Hal senada diungkapkan oleh salah seorang dokter dari Wuhan, di mana 10 persen dari mereka yang diduga telah pulih kembali dinyatakan positif.

Setidaknya satu pasien Li Liang berusia 36 telah dilaporkan meninggal dunia karena penyakit ini setelah sebelumnya dikonfirmasi sembuh.

Baca Juga: Konser Musik Amal Bersama Najwa Shihab jadi Kenangan Terakhir Sebelum Glenn Fredly Wafat

Paul Hunter, seorang profesor penyakit menular di University of East Anglia, mengatakan bahwa kasus-kasus itu jauh lebih besar kemungkinannya adalah "reaktivasi" atau mungkin alat pengujian saat itu yang cacat.

"Secara pribadi, saya pikir penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa sampel izin negatif palsu," ujar Hunter.

Dalam analisis terpisah, sejumlah pakar virus dan epidemiologi menyatakan bahwa hasil positif dari pemeriksaan ulang mungkin berasal dari virus yang aktif kembali dan bukan karena diagnosis yang salah.

 Baca Juga: 8 Poin Utama PSBB yang Harus Diketahui, Aturan Berlaku Mulai 10 April 2020

"Ada pola level virus yang menurun dan meningkat kembali. Sebuah penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui apakah levelnya cukup rendah untuk menunjukkan negatif," kata pakar penyakit menular pada Universitas Katolik Korea, Jegal Dong-wook.

Para pakar juga menyebut bahwa virus corona mungkin tetap tersembunyi di sel-sel tertentu dalam tubuh dan kembali menyerang organ pernapasan begitu aktif kembali.

"Para pasien yang kembali dinyatakan positif merupakan orang-orang yang virusnya aktif kembali atau kambuh lagi," ujar pakar penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Soochunyang, Kim Tae-kyung.

Baca Juga: Tanggapi Kritikan Trump, WHO Sebut AS dan Tiongkok Perlu Terapkan Kepemimpinan yang Jujur

Sementara itu, dilansir laman World Meter, jumlah terinfeksi virus corona per Kamis 9 April 2020, mencapai angka 10.384 orang, diantaranya 200 orang meninggal dunia, dan 6.776 telah dinyatakan sembuh.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x