Trump Sebut Lonjakan Kematian Akibat Covid-19 Semakin Dekat, Cuomo: Seperti Sebaran Api

- 5 April 2020, 17:30 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump berhenti selama pengarahan pada Selasa.*
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump berhenti selama pengarahan pada Selasa.* //Alex Brandon

PIKIRAN RAKYAT- Sebuah pukulan besar bagi warga Amerika Serikat, ketika mendengar Donald Trump menyebutkan prediksi lonjakan kematian dalam skala besar akibat virus corona, akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

"Akan ada banyak kematian," ujar Trump kepada wartawan.

Pengumuman yang disampaikan langsung oleh Trump kepada wartawan di Gedung Putih itu, dipicu karena AS tengah mengadapi dua minggu terberat selama pandemi yang diungkapan para ilmuwan kesehatan disana pada Rabu, 1 April 2020 lalu.

Baca Juga: Bawa Covid-19 Tanpa Gejala, Warga Tiongkok dari Luar Sebabkan Lonjakan 30 Kasus Baru

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Trump menjelaskan penyebab kematian warga AS yang terinfeksi Covid-19 itu, terjadi karena tim kesehatan AS kehabisan stok ventilator.

Sedangkan pasien positif corona di AS terus mengalami kenaikan setiap harinnya, mencapai angka 311.637 jiwa dan sebagian lain berada dalam kondisi kritis, sehingga membutuhkan ventilator dalam waktu cepat.

Sebagaimana diketahui, ventilator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan, saat ini keberadaanya sangat dibutuhkan dunia, guna menolong pasien Covid-19 yang kesulitan bernapas.

Baca Juga: Mau Sederhana tapi Tetap Stylish? Yuk, Intip 4 Gaya Hijab Simple ala Laudya Cynthia Bella

"Kekhawatiran kekurangan telah menyebabkan permintaan meningkat," ujar Trump tentang pengajuan yang telah diterima pemerintahnya untuk membagikan peralatan dari cadangan strategis nasional.

Lebih lanjut, pakar medis Gedung Putih telah memperkirakan bahwa 100.000 hingga 240.000 orang Amerika dapat terbunuh dalam pandemi ini, bahkan jika perintah lockdown untuk tetap tinggal di rumah telah diikuti.

"Kami datang ke waktu yang sangat mengejutkan, Kami mungkin belum pernah melihat angka seperti ini. Mungkin selama perang, selama perang dunia satu atau dua bisa saja terjadi. ” tegas Trump seraya menudukan kepala.

Baca Juga: Peneliti Amerika Ungkap Pernikahan Mewah Rentan Risiko Bercerai, Simak Penjelasannya

Gubernur Andre Cuomo mengatakan bahwa saat ini merupakan hari-hari yang paling menyedihkan bagi negara AS, ketika pandemi corona menghantan AS tanpa permisi sehingga dengan cepat menewaskan lebih dari 8.000 orang.

"Situasinya sangat mengkhawatirkan di Long Island, sebelah timur Kota New York, di mana jumlah kasus seperti penyebaran api," kata Cuomo dalam konferensi pers.

Sementara itu, para ahli kesehatan menyebut, New York sebagai kota yang indah dengan kondisi kesibukan perkenomian di pusat kota, dan suasana sejuk pertanian di pedalaman, kini tengah menjadi negara menakutkan dengan jumlah terinfeksi paling tinggi didunia.

Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Tips Tetap Fokus di Kantor Selama Menjalankan Ibadah Puasa

"Kami berada di puncak, kami semakin dekat, pembacaan proyeksi kami berada di suatu tempat dalam kisaran waktu hanya tujuh hari, namun ini baru 30 hari sejak kasus pertama. Rasanya seperti seumur hidup," keluh Cuamo kepada media.

Berdasarka perhitungan Universitas John Hopkins, New York hingga kini telah menyumbang seperempat dari angka kematian akibat virus corona di AS.

Sejumlah rumah sakit di kota tersebut berjuang untuk merawat pasien positif yang sakit parah dan memakamkan mereka yang tidak dapat bertahan.

Baca Juga: Cegah Pandemi Covid-19 di Lapas, 31 Warga Binaan di Rutan Cirebon Bebas 

Bahkan karena risiko terpapar tinggi, banyak orang dengan kerabat yang sakit parah di New York City tidak dapat melihat orang yang mereka cintai di jam-jam terakhir mereka.

Tak hanya itu, seorang perawat di rumah sakit Presbyterian New York mengatakan, ia dan rekannya telah melakukan beberapa panggilan telepon pemberitahuan kematian setiap shift minggu ini.

"Ada semacam rasa sakit yang tak dapat dibenarkan tentang memberi tahu keluarga bahwa orang yang mereka cintai meninggal tanpa membiarkan mereka melihat mereka," katanya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x