PIKIRAN RAKYAT - Seorang pejabat kesehatan global senior dan seorang walikota Amerika Serikat (AS) pada Rabu, memperingatkan agar tidak menggunakan frasa seperti "Virus Cina" untuk merujuk ke epidemi virus corona.
Mereka menyebut, pelabelan semacam itu bersifat kontraproduktif dan bisa menjadi pemicu xenophobia, suatu perasaan benci, takut, dan waswas terhadap orang asing.
Ketika ditanya di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump berulang kali terus menggunakan frasa "Virus Cina". Dirinya menyebut, apa yang dikatakannya tersebut tidak rasis sama sekali.
Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, BI NTT Sebut Uang Harus Dikarantina Sebelum Diedarkan ke Masyarakat
Pada briefing media tentang Covid-19 di markas besar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, memberi pengertian terkait hal ini.
"Sangat penting bagi kita untuk berhati-hati dalam bahasa yang kita gunakan agar tidak mengarah. untuk profil individu yang terkait dengan virus. Ini hanya sesuatu yang perlu kita semua hindari.
"Pandemi influenza pada tahun 2009 itu berasal dari Amerika Utara. Kami tidak menyebutnya flu Amerika Utara. Jadi, penting rasanya untuk melakukan hal serupa dalam kasus virus yang lain," katanya melanjutkan.
Trump sebelumnya menyebut istilah itu dengan kata 'virus corona', tetapi ia mengubah bahasa yang digunakannya pada Senin di akun Twitter pribadinya.
Alasan Trump tersebut bahwa ia tidak menghargai pernyataan Tiongkok yang mengatakan bahwa militer Amerika Serikat-lah penyebab virus itu bermula di negaranya. Ia terus menggunakan frasa itu dalam dua kicauannya Rabu.