Sempat Dilarang Suami, Simak Kisah Petugas Kebersihan di Rumah Sakit Tempat Pasien Terinfeksi Virus Corona Dirawat

- 20 Maret 2020, 12:25 WIB
ZHANG Chunxiang, petugas kebersihan di salah satu rumah sakit tempat pasien virus corona dirawat.*
ZHANG Chunxiang, petugas kebersihan di salah satu rumah sakit tempat pasien virus corona dirawat.* //Situs Web Resmi Kantor Informasi Dewan Negara

PIKIRAN RAKYAT - Zhang Chunxiang menceritakan kisahnya sebagai seorang petugas kebersihan di salah satu rumah sakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Bersama 14 rekannya, Zhang Chunxiang mengepak koper mereka, dan meninggalkan tempat tinggal beserta keluarganya untuk mengadu nasib menjadi seorang relawan di Wuhan, kota yang menjadi pusat wabah virus corona.

Dilansir China Daily, Zhong direkrut untuk bekerja di zona panas rumah sakit tempat pasien Covid-19 dirawat.

Baca Juga: Update Terbaru Virus Corona Tak Menunjukkan Adanya Kasus Baru, Tiongkok di Ambang Keberhasilan Lawan Covid-19

Di tengah-tengah perayaan Tahun Baru Imlek Tiongkok yang terganggu, Zhang mengetahui bahwa majikannya merekrut pembersih untuk bangsal isolasi di distrik barat Rumah Sakit Union Wuhan.

Dia termasuk di antara 15 petugas kebersihan wanita yang pertama kali memasuki daerah yang terkontaminasi di Wuhan, kota tertutup di mana virus corona mulai muncul pada bulan akhir Desember 2019.

Awalnya, suami Zhang menentang rencana tersebut, dengan alasan khawatir karena usianya yang hampir menginjak 60 tahun. Suami Zhang menyebut, usia tersebut sangat rentan terkena virus.

Baca Juga: Australia Catat Kematian Ketujuh Covid-19, Perdana Menteri Scott Morrison Hadapi Pergolakan Ekonomi Akibat Pandemi

Tetapi Zhang bersikeras, dan terus meyakinkan suaminya bahwa dia akan menggunakan perlindungan yang sama dengan pekerja rumah sakit.

"Saya pembersih, dan saya tidak khawatir karena anak-anak saya sudah menikah," katanya pada konferensi pers yang diadakan oleh Kantor Informasi Dewan Negara di Wuhan.

"Jika tidak ada yang melakukan pembersihan di sana, situasinya akan menjadi lebih buruk, dan karena itu saya memutuskan untuk melangkah maju dan mendaftar," tambahnya.

Baca Juga: Berusaha Putar Otak untuk Mengatur Anggaran Daerah, Pemprov Jabar Siap Beli Banyak Alat Tes Covid-19

Sebelum Zhang dan rekan-rekannya secara resmi mulai bekerja, perawat mengajari mereka cara berpakaian dengan menggunakan pelindung. Mereka juga diajarkan cara mencuci tangan secara menyeluruh yang baik dan benar serta menangani sampah/ limbah rumah sakit.

Mereka bekerja pada shift delapan jam, membersihkan dan mendisinfeksi ruang rawat serta mengosongkan pot kencing yang terletak di bawah tempat tidur untuk pasien.

Zhang mengatakan setiap kali mereka memasuki area tempat dirawatnya pasien terinfeksi, pekerja rumah sakit akan memeriksa apakah mereka mengenakan pakaian pelindung, kacamata dan masker wajah dengan cara yang benar.

Baca Juga: Australia Terapkan Lockdown untuk Non-Penduduk, Pelancong Asal Indonesia Diminta Segera Pulang

Karena persediaan pelindung pada awalnya kurang, mereka harus tinggal di daerah yang terkontaminasi setidaknya selama empat jam, tanpa istirahat untuk minum atau mandi.

Zhang mengatakan, awalnya dia merasa takut. Seiring berjalannya waktu, ia merasa lebih baik, ditambah  setelah melihat dokter dari Beijing dan provinsi timur laut Heilongjiang yang tak gentar merawat pasien.

"Saya berpikir, mereka saja yang berasal dari luar kota rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk membantu kami (warga Wuhan. red.). Jadi apa yang harus kita takuti?" katanya.

Baca Juga: Virus Corona Berdampak pada Ekonomi, Kang Emil Minta Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD

Pengorbanan waktu dan tenaga para pihak yang terlibat dalam penanganan pasien terinfeksi virus corona patut diapresiasi. 
 
Mereka adalah pahlawan, mereka adalah perantara yang Tuhan kirimkan untuk menjaga, merawat dan melayani para pasien agar tetap bertahan hidup.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: China Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x