Umat Muslim Dilema, Aplikasi TikTok Dibuat Tiongkok Guna Membiayai Kamp Konsentrasi Muslim Uighur, Simak Kebenaranya

- 7 Maret 2020, 14:35 WIB
Tiktok.*
Tiktok.* /DOK. PR/


PIKIRAN RAKYAT - Tiktok merupakan sebuah platform berbagi video singkat lipsync yang bisa dikreasikan dengan berbagai latar lagu.

Layanan ini kini bisa dibilang populer di Indonesia, terutama kalangan anak muda. Aplikasi ini memilki konsep serupa Musically, yakni aplikasi lypsinc yang juga pernah booming tahun lalu.

Penggunanya kebanyakan merupakan anak muda, terutama mereka yang masih duduk di bangku sekolah.

Baca Juga: Dua WNI ABK Diamond Princess Positif Virus Corona Siap Dipulangkan dari Jepang, Bupati Bekasi Periksa Lokasi Karantina

Namun, kini TikTok di Indonesia mulai digunakan oleh semua tingkatan usia, bahkan baru-baru ini tiga pemimpin negara dalam sebuah acara televisi ditantang untuk memainkan aplikasi yang digarap oleh ByteDance Inc ini.

Tak hanya itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan sengaja membuat akun TikTok dan memainkannya guna meminimalisasi penyebaran hoaks terkait virus corona.

Dalam waktu kurang dari satu tahun, sejak kemunculannya pada 2017 lalu, aplikasi ini mulai berkembang hingga viral di Indonesia.

Berkenaan dengan boomingnya aplikasi ini, beredar kabar melalui broadcast pesan singkat WhatsApp, menyebut seluruh pemasukan TikTok dipergunakan untuk mendirikan kamp konsentrasi muslim uighur.

"Aplikasi ini berasal dari Negeri Tirai Bambu China (Tiongkok), Yups negeri dimana komunis terbesar kedua di dunia setelah Rusia, oh iya kamu tau ga setiap ada orang yang menginstal aplikasi TikTok ini maka pemasukan bagi negeri China (Tiongkok) juga bertambah looohh," dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari tangkapan layar pesan singkat jejaring WhastApps.

Baca Juga: Menilik Kepribadian Dilihat dari Huruf-huruf Nama Lengkapmu, Ketahui dan Simak Penjelasannya

Edaran itu, membuat berbagai  asumsi di tengah masyarakat, pasalnya Negeri Tirai Bambu Tiongkok saat ini sedang dilanda dua isu besar, yakni isu persekusi dan represi kezaliman kepada muslim uighur dalam kamp penampungan dan virus corona.

Seakan memperkuat asumsi warganet berkenaan dengan dua isu besar itu, narasi lengkap pesan singkat jejaring WhatsApp menyebut seorang jurnalis bernama Fira Azis telah melakukan wawancara langsung mengenai hal itu.

"Dia kaget ketika mengetahui bahwa raupan uang yang dihasilkan dari aplikasi tersebut digunakan untuk mendirikan Camp Konsentrasi bagi muslim uighur," dikutip dari tangkapan layar pesan WhatsApp.

Sontak kabar ini mengundang berbagai kecaman dari warganet, pasalnya perlu diketahui infromasi yang beredar terkait praktik kezaliman terhadap muslim uighur di kamp penampungan itu sangat tidak manusiawi, berkenaan dengan pemaksaan memeluk agama tertentu.

Baca Juga: Virus Corona Mewabah di Jepang, Bunga Sakura Mekar Tanpa Dirayakan

"Anak-anak kecil uighur di cuci otaknya hingga mereka tidak lagi mengenal ibu dan bapaknya, suami dipisah dari istrinya, para suami dan pemuda yang tidak mau melepas imannya akan disengat arus listrik hingga mati," dikutip dari tangkapan layar pesan WhatsApp itu.

Berita ini sempat menimbulkan kehebohan warganet, terutama para pengguna aplikasi TikTok, dilema antara keberpihakanya pada sesama muslim atau mengikuti tren aplikasi masa kini.

Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh tim cek fakta @jabarsaberhoaks, terkait aliran dana TikTok yang digunakan untuk mendirikan kamp konsentrasi mulim uighur hanyalah kebohongan semata atau dengan kata lain hoaks.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun instagram @jabarsaberhoask, Nama Fira Aziz, wartawan Amerika Serikat yang disebut melakukan kunjungan ke kantor TikTok di Tiongkok, tidak ditemukan dalam platform database jurnalis.

Baca Juga: Virus Corona Juga Bisa Picu Inflasi, Ridwan Kamil Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi

Fakta tersebut diketahui setelah dilakukan pencarian di dua platform tersebut.

Sementara lewat penelusuran dengan mesin pencari, kata kunci Fira Aziz merujuk kepada Feroza Aziz, seorang remaja Amerika Serikat yang sempat viral karena mengkritik perlakuan terhadap muslim Uighur di Tiongkok.

Meskipun kebenaran aplikasi TikTok ini dibuat oleh Tiongkok, namun narasi yang menyebut dananya digunakan untuk mendirikan kamp konsentrasi muslim uighur tidak benar adanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x