"Saya pikir Abe dalam penyangkalan. Mereka mencoba untuk percaya skenario paling optimis, bahkan jika mereka tidak benar-benar melakukannya," kata Koiichi Nakano, seorang profesor ilmu politik di Universitas Sophia.
Para kritikus media sosial mempertanyakan mengapa Abe tidak menutup perbatasan Jepang dengan semua pengunjung Tiongkok, bukan hanya mereka yang berasal dari Provinsi Hubei dan Provinsi Zhejiang.
Pun begitu, Abe lebih memilih menjaga hubungan yang hangat dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping, meskipun ada kecaman dari dalam Partai Demokrat Liberal dan para pejabat.
Baca Juga: Tekankan Setia Pada Pasangan, 14 Calon Pengantin di Kota Cirebon Ikuti Pembinaan Pra Nikah
Padahal Abe telah menjadi tuan rumah Olimpiade yang berlangsung Juli nanti, sehingga itu menjadi tujuan utama pemerintahannya.
Apabila melihat keadaan wabah di Jepang bisa saja membatalkan lokasi Olimpiade, tetapi Menteri Kesehatan Kato mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan tentang pembatalan Olimpiade.
"Mungkin pemerintah Jepang ingin mengadakan Olimpiade Tokyo sehingga mereka berusaha menyembunyikan jumlah orang yang terinfeksi. Shinzo Abe pandai bersembunyi,” kata seorang pengguna Twitter @shumi_wake.
Para ahli mengatakan, beberapa minggu ke depan akan sangat penting untuk menunjukkan apakah Jepang dapat membendung laju penyebaran virus. Jika tidak, jumlah pasien yang meningkat akan makin mempengaruhi sistem ekonomi.
Sebelumnya, ekonomi Jepang diketahui telah menyusut pada kuartal Desember dengan laju tercepat dalam hampir enam tahun, terpukul oleh kenaikan pajak penjualan. Hal itu meningkatkan risiko resesi karena aktivitas virus corona.