Namun itu tak cukup, kemarahan justru makin berkobar saat para pemrotes memblokir sebuah jembatan yang mengarah ke sanatoriu, sehingga pemerintah harus mengirim ratusan polisi berseragam pelindung lengkap untuk menjaga ketertiban disana.
"Apakah tidak ada tempat lain di Ukraina yang dapat menampung 50 orang, yang terletak di desa-desa terpencil atau di daerah-daerah yang jauh, sehingga tidak ada ancaman terhadap penduduk sekitar?" tutur warga bernama Yuriy Dzyubenko mengeluhkan pemilihan tempat yang cukup dekat dengan rumah penduduk.
Para pendemo lain menuturkan bahwa warga yang baru saja dievakuasi tersebut harus ditempatkan di Chernobyl yang merupakan tempat bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986.
“Mereka lebih baik ditempatkan di parlemen. Presiden Zelenskiy harus menempatkan mereka sendiri jika dia benar-benar percaya tidak ada bahaya,” ujar pendemo lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Wacanakan jadi Kota Wisata, Kepala Kesbangpol: Narkoba Bakal Mudah Masuk ke Kota Cirebon
Warga Ukraina merasa khawatir juga disebabkan atas sistem pelayanan kesehatan yang lemah karena korupsi dan ketidakpercayaan publik tersebar luas di Ukraina.
Terlebih pemerintah baru-baru ini juga berperang dengan wabah campak di tengah masyarakat yang enggan untuk memvaksinasi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.
Atas gelombang pemrotes tersebut, Presiden Zelenskiy berusaha meyakinkan masyarakat Ukraina bahwa tidak ada bahaya dan pemerintah telah melakukan segala yang mungkin untuk memastikan virus tidak akan menyebar ke Ukraina.
Baca Juga: Tekan Penyalahgunaan Narkoba di Tingkat Pegawai, 13 PNS Kesbangpol Cirebon Melakukan Tes Urine