Telah Ajukan Izin Darurat Penggunaan Molnupiravir Sebagai Obat Covid-19, Merck Siap Pasok untuk 100 Negara

- 12 Oktober 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi - Merck telah mengajukan penggunaan izin darurat produk obatnya, Molnupiravir untuk mengobati pasien Covid-19 bergejalan ringan dan sedang.
Ilustrasi - Merck telah mengajukan penggunaan izin darurat produk obatnya, Molnupiravir untuk mengobati pasien Covid-19 bergejalan ringan dan sedang. /Pixabay/Pexels

PR CIREBON - Perusahaan farmasi Merck & Co Inc (MRK.N) menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan otorisasi penggunaan darurat untuk obat Covid-19.

Di mana, produk obat Merck yang diberi nama Molnupiravir akan digunakan mengobati pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang.

Sehingga menjadikan Molnupiravir sebagai obat antivirus oral pertama untuk pengobatan infeksi Covid-19.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Selasa 12 Oktober 2021: ANTV, Trans 7, dan TV One

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dapat membantu mengubah manajemen klinis Covid-19.

Hal itu dikarenakan obat Molnupiravir dapat diminum di rumah.

Sementara pengobatan Molnupiravir memangkas tingkat rawat inap dan kematian hingga 50%.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Mingguan 11-17 Oktober 2021: Semua Bergantung Pada Taurus, Cancer Ada Cinta Datang

Hal tersebut terbukti dalam uji coba pasien yang mengalami sakit Covid-19 bergejala ringan hingga sedang.

Kemudian, data kemanjuran sementara pada obat tersebut, yang dikembangkan dengan Ridgeback Biotherapeutics telah sangat mempengaruhi saham pembuat vaksin Covid-19.

Dan memicu perebutan di antara negara-negara, termasuk Malaysia, Korea Selatan, dan Singapura untuk menandatangani kesepakatan pasokan dengan Merck.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Ada Wali Allah di Sukabumi?

Di sisi lain, Merck diharapkan untuk bisa memproduksi 10 juta program pengobatan pada akhir tahun 2021.

Bahkan Merck juga telah setuju untuk melisensikan obat tersebut kepada beberapa pembuat obat generik yang berbasis di India.

Yang diharapkan dapat memasok pengobatan tersebut ke lebih dari 100 negara berpenghasilan rendah dan menengah.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x