Taliban Ubah Kementerian Urusan Perempuan, Aktivis Afghanistan: Penghapusan Wanita Berarti Penghapusan Manusia

- 20 September 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi. Sejumlah aktivis di Afghanistan lakukan aksi protes pasca Taliban mengganti Kementerian Urusan Perempuan.
Ilustrasi. Sejumlah aktivis di Afghanistan lakukan aksi protes pasca Taliban mengganti Kementerian Urusan Perempuan. /Pixabay/ArmyAmber

PR CIREBON- Sekitar puluhan aktivis perempuan melakukan aksi protes di luar Kementerian Perempuan Afghanistan setelah ditutup oleh gerilyawan Taliban yang berkuasa di Kabul.

Aksi protes yang dilakukan aktivis itu pasca Taliban mengganti Kementerian Urusam Perempuan menjadi Kementerian Peningkatan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman TRT World, staf wanita Afghanistan mengatakan mereka telah mencoba untuk kembali bekerja di kementerian selama beberapa minggu sejak pengambilalihan Taliban bulan lalu, namun mereka hanya disuruh pulang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin, 20 September 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Ini Bukan Hari yang Baik untuk Ambil Keputusan

Diketahui, tanda di luar Kementerian Urusan Perempuan telah diganti dengan Kementerian Peningkatan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

“Kementerian Perempuan harus diaktifkan kembali,” kata Baseera Tawana, salah satu aktivis di luar gedung.

"Penghapusan wanita berarti penghapusan manusia," sambungnya.

Baca Juga: Film Penyalin Cahaya Masuk Nominasi dalam BIFF 2021, Shenina Cinnamon Siap Berangkat ke Korea Selatan!

Sebagai informasi, ketika Taliban berkuasa dari 1996-2001, seluruh anak perempuan tidak diizinkan bersekolah dan perempuan dilarang bekerja dan bersekolah.

Selama periode itu, Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan dikenal sebagai polisi moral kelompok tersebut, menegakkan interpretasi syariahnya yang mencakup aturan berpakaian yang ketat dan eksekusi serta cambuk di depan umum.

Aksi protes datang sehari setelah beberapa anak perempuan kembali ke sekolah dasar dengan kelas yang dipisahkan berdasarkan gender, tetapi gadis-gadis yang lebih tua menghadapi penantian yang cemas tanpa kejelasan tentang apakah dan kapan mereka dapat melanjutkan studi mereka.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 20 September 2021: Scorpio Jatuh Cinta dan Leo Diliputi Rasa Kekhawatiran

"Anda tidak dapat menekan suara perempuan Afghanistan dengan menjaga anak perempuan di rumah dan membatasi mereka, serta dengan tidak mengizinkan mereka pergi ke sekolah," kata pengunjuk rasa Taranum Sayeedi.

"Wanita Afghanistan hari ini bukanlah wanita 26 tahun yang lalu," lanjutnya.

Pejabat Taliban mengatakan mereka tidak akan kembali ke kebijakan fundamentalis mereka, termasuk larangan anak perempuan menerima pendidikan.

Baca Juga: Pisah Hanya Dua Jam, Intip 'Ritual Manis' Rey Mbayang dan Dinda Hauw

Seperti diketahui, Taliban menguasai Afghanistan setelah berhasil menduduki ibu kota Kabul pada pertengahan Agustus lalu.

Sebelum pengambilalihan itu, Presiden Aghanistan dan sejumlah diplomat telah lebih dulu meninggalkan negara itu.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah