Ahli Genetika Berencana Hidupkan Kembali Mamut Berbulu yang Telah Punah dalam Enam Tahun ke Depan

- 15 September 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi mamut. Para ilmuwan berencana untuk 'menghidupkan' kembali mamut berbulu,  dan dikalim dapat membantu memperlambat perubahan iklim.
Ilustrasi mamut. Para ilmuwan berencana untuk 'menghidupkan' kembali mamut berbulu, dan dikalim dapat membantu memperlambat perubahan iklim. /Pixabay/Michi-Nordlicht

PR CIREBON- Para ilmuwan dikabarkan telah menyusun rencana untuk membawa mamut berbulu kembali ke Kutub Utara, sepuluh ribu tahun setelah mereka punah.

George Church, yang merupakan ahli genetika Harvard terkenal bersama pengusaha teknologi Ben Lamm telah mendirikan Colossal, sebuah perusahaan biosains dan genetika baru bermaksud menghidupkan kembali beberapa spesies yang punah, termasuk mamut.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Independent, didukung oleh dana awal £11 juta, misi pertama para ilmuwan itu adalah menciptakan gajah hibridisasi yang menyerupai mamut berbulu yang akan tumbuh subur di iklim dingin Arktik.

Baca Juga: Penelitan Sebut Minum Kopi dapat Mengurangi Risiko Covid-19, Simak Penjelasan Berikut

Para peneliti berencana untuk melakukan ini dengan mengambil sel kulit dari Gajah Asia, yang terancam punah, dan memasukkannya ke dalam sel induk dengan DNA mamut beku untuk membuat embrio.

Kemudian, embrio-embrio ini akan dibawa oleh ibu pengganti atau dalam rahim buatan di laboratorium.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, tim berharap dapat memiliki anak mamut pertama dalam enam tahun ke depan.

Baca Juga: Harta Kekayaan Pejabat Negara Naik Saat Pandemi, Jokowi Terbitkan Peraturan Pemerintah untuk PNS

Church dan Lamm percaya bahwa gajah-mamut hibrida dapat membantu memperlambat perubahan iklim dengan menginjak-injak pohon tipis rendah oksigen.

Selain itu, mereka pun yakin mamut juga dapat mengekspos rumput yang sehat dan menjebak karbon untuk memulihkan tundra Arktik.

"Tujuan kami adalah membuat gajah tahan dingin, tetapi akan terlihat dan berperilaku seperti Mammoth," kata Church kepada The Guardian.

Baca Juga: Inalillahiwainalillahirojiun! Kabar Duka Datang dari Keluarga Arya Saloka, Putri Anne: Love You Yangkung

"Bukan karena kami mencoba menipu siapa pun, tetapi karena kami menginginkan sesuatu yang secara fungsional setara dengan Mammoth, yang akan menikmati waktunya pada suhu -40C, dan melakukan semua hal yang dilakukan Gajah dan Mammoth, khususnya merobohkan pohon," sambungnya.

Namun, tidak semua orang di komunitas ilmiah yakin terhadap recana tersebut.

Dr Victoria Herridge, seorang ahli biologi evolusioner di Natural History Museum, mengatakan gagasan bahwa lingkungan Arktik dapat dipulihkan menggunakan kawanan "mamut" adalah "tidak masuk akal".

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Dua Kali Lipat di Tiongkok Tenggara Saat Varian Delta Kian Menyebar

Dia mengatakan, pada puncaknya 21.000 tahun yang lalu, diperkirakan ada 200 juta mamut di Eurasia.

Oleh karena itu skala di mana para ilmuwan harus melakukan percobaan akan sangat besar, dan mamut membutuhkan waktu 22 bulan untuk beranak dan 30 tahun untuk tumbuh menjadi dewasa.

Seperti diketahui, gajah purba itu diperkirakan telah punah sejak 10.000 tahun lalu. Adapun, ukuran mamut yang pernah ditemukan memiliki tinggi sekitar 4 meter dan berat hingga 8 ton.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah