Selain itu, mereka pun yakin mamut juga dapat mengekspos rumput yang sehat dan menjebak karbon untuk memulihkan tundra Arktik.
"Tujuan kami adalah membuat gajah tahan dingin, tetapi akan terlihat dan berperilaku seperti Mammoth," kata Church kepada The Guardian.
"Bukan karena kami mencoba menipu siapa pun, tetapi karena kami menginginkan sesuatu yang secara fungsional setara dengan Mammoth, yang akan menikmati waktunya pada suhu -40C, dan melakukan semua hal yang dilakukan Gajah dan Mammoth, khususnya merobohkan pohon," sambungnya.
Namun, tidak semua orang di komunitas ilmiah yakin terhadap recana tersebut.
Dr Victoria Herridge, seorang ahli biologi evolusioner di Natural History Museum, mengatakan gagasan bahwa lingkungan Arktik dapat dipulihkan menggunakan kawanan "mamut" adalah "tidak masuk akal".
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Dua Kali Lipat di Tiongkok Tenggara Saat Varian Delta Kian Menyebar
Dia mengatakan, pada puncaknya 21.000 tahun yang lalu, diperkirakan ada 200 juta mamut di Eurasia.
Oleh karena itu skala di mana para ilmuwan harus melakukan percobaan akan sangat besar, dan mamut membutuhkan waktu 22 bulan untuk beranak dan 30 tahun untuk tumbuh menjadi dewasa.
Seperti diketahui, gajah purba itu diperkirakan telah punah sejak 10.000 tahun lalu. Adapun, ukuran mamut yang pernah ditemukan memiliki tinggi sekitar 4 meter dan berat hingga 8 ton.***