Rudal terbang sejauh 1.500 km sebelum mengenai target mereka dan jatuh ke perairan teritorial negara itu selama uji coba pada akhir pekan.
Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Jokowi Umumkan Bebas Masker dan Kegiatan Kembali Normal?
Namun, para analis mengatakan menyebutnya strategis bisa berarti itu adalah sistem berkemampuan nuklir.
Tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada rudal jelajah.
Akan tetapi, pemimpin Kim Jong Un mengatakan awal tahun ini bahwa mengembangkan bom yang lebih kecil adalah tujuan utama.
Baca Juga: Inul Sedih Ditinggal Vicky, Kalina Ocktaranny: Terimakasih Sudah Dukung Kita
Komando Indo-Pasifik militer AS (INDOPACOM) mengatakan kegiatan itu menyoroti fokus berkelanjutan Korea Utara.
Fokus itu termasuk pengembangan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan komunitas internasional.
"Kami telah melihat laporan-laporan ini, dan saya pikir ini adalah pengingat lain bahwa keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi yang lengkap dan dapat diverifikasi di Semenanjung Korea," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.