Upaya penyangkalannya dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Taliban, pada kenyataannya, adalah kelompok yang tanpa sadar telah menjadi korban ketika AS menginvasi Afghanistan.
AS serta PBB terus mengklaim bahwa Taliban belum memutuskan hubungannya, memberikan nama-nama anggota dan afiliasi Al Qaeda yang telah tewas di berbagai provinsi Afghanistan saat berperang bersama Taliban.
Taliban telah mengecam klaim itu sebagai propaganda, dan mengeluarkan bantahan.
Reaksi ini tidak mengejutkan mengingat, berdasarkan ketentuan perjanjian damai Taliban-AS Doha pada 29 Februari 2020, kelompok itu harus memisahkan diri dari Al Qaeda.
Hingga saat ini, masih menjadi misteri serius apakah Taliban telah sepenuhnya memutus hubungan dengan Al Qaeda atau secara diam-diam sebenarnya masih berkomunikasi. ***