Tertinggal di Afghanistan, Ratusan Warga Amerika dan Warga Asing Diizinkan oleh Taliban untuk Pergi

- 9 September 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi - Ratusan warga asing dan Amerika yang tertinggal di Afghanistan diizinkan oleh Taliban untuk pergi dari negara tersebut.
Ilustrasi - Ratusan warga asing dan Amerika yang tertinggal di Afghanistan diizinkan oleh Taliban untuk pergi dari negara tersebut. /REUTERS/Ahmad Masood.

Langkah itu dilakukan dua hari setelah Taliban mengumumkan pemerintahan sementara yang sebagian besar terdiri dari orang-orang etnis Pashtun termasuk buronan tersangka teror dan garis keras Islam.

Hal tersebut dinilai menghancurkan harapan internasional untuk pemerintahan yang lebih moderat.

Baca Juga: Beredar Foto Pertamanya Saat Jalani Wamil, Jang Ki Young Terlihat Tampan dan Gagah!

Taliban ditekan untuk mengizinkan keberangkatan oleh Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad.

Pejabat itu tidak dapat mengatakan apakah warga sipil Amerika dan warga negara asing lainnya termasuk di antara orang-orang yang terdampar selama berhari-hari di kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan utara, karena kapal sewaan pribadi mereka tidak diizinkan untuk berangkat.

Pengumuman Taliban tentang pemerintahan baru pada Selasa, 7 September 2021 secara luas dilihat sebagai sinyal bahwa mereka tidak ingin memperluas basis mereka dan menghadirkan wajah yang lebih toleran kepada dunia, seperti yang mereka sarankan sebelum pengambilalihan militer mereka.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Said Aqil Siradj Anak PKI hingga Pantas Saja Dia Benci Ajaran Agama?

Negara-negara asing menyambut pemerintah sementara dengan hati-hati dan cemas pada hari Rabu. 

Banyak perempuan yang turun ke jalan untuk melakukan protes. 

Banyak kritikus meminta para pemimpin untuk menghormati hak asasi manusia dan menghidupkan kembali ekonomi, yang menghadapi keruntuhan di tengah inflasi yang tajam, kekurangan pangan dan prospek pemotongan bantuan asing ketika negara-negara berusaha untuk mengisolasi Taliban.***

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah