Lebih dari 1.000 orang telah tewas, menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, dan ribuan orang ditangkap.
Tindakan keras militer itu memicu perlawanan bersenjata terhadap kekuasaan militer, terutama di perbatasan Myanmar.
Lawan bergabung dengan kelompok etnis bersenjata dan membentuk Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) untuk melawan.
Puluhan ribu orang telah mengungsi akibat kekerasan tersebut.
Upaya diplomatik untuk mengakhiri gejolak juga telah gagal, meskipun ada sanksi dari negara-negara Barat dan tekanan dari tetangga Asia Tenggara.
Dalam pernyataannya, Duwa Lashi La menuduh militer melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil tak berdosa dan meminta kelompok etnis untuk segera menyerang militer dan mengambil kendali penuh atas tanah mereka.
Dia juga memerintahkan milisi untuk menargetkan dan mengontrol junta militer serta asetnya di wilayah masing-masing.
Birokrat yang ditunjuk militer harus mengundurkan diri dari pemerintah, tambahnya, mendesak penjaga perbatasan untuk bergabung dengan rakyat dan menyerang musuh rakyat serta melarang pegawai negeri pergi bekerja.