PR CIREBON – Pemerintah bayangan Myanmar telah menyerukan apa yang mereka sebut sebagai ‘perang defensif rakyat’ untuk melawan militer negara itu.
Media lokal menyebut bahwa seruan itu telah memicu peningkatan pertempuran di perbatasan, dan beberapa kelompok etnis yang kuat menyatakan dukungan.
Duwa Lashi La, penjabat presiden Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang dibentuk oleh legislator terpilih yang digulingkan dalam kudeta 1 Februari, mengeluarkan seruan untuk pemberontakan nasional.
Baca Juga: Taliban Umumkan Susunan Pemerintahan Baru Afghanistan, Salah Satunya Masuk dalam Daftar Terorisme AS
“Dengan tanggung jawab untuk melindungi kehidupan dan harta benda rakyat, NUG meluncurkan perang pertahanan rakyat melawan junta militer,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Karena ini adalah revolusi publik, semua warga di seluruh Myanmar, memberontak melawan kekuasaan teroris militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing di setiap sudut negara,” tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak Jenderal Senior Ming Aung Hlaing merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi tepat saat pemerintahan baru akan duduk.
Kudeta itu memicu protes yang meluas dan terjadinya gerakan pembangkangan sipil, yang ditanggapi oleh militer dengan kekerasan.