Serangan Pesawat Tak Berawak AS Dilaporkan Telah Menghancurkan Bom Mobil ISIS di Kabul

- 30 Agustus 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi. Para pejabat AS menuturkan bahwa pada Minggu, 29 Agustus 2021 pasukan AS melancarkan serangan pesawat tak berawak pada mobil ISIS di Kabul.
Ilustrasi. Para pejabat AS menuturkan bahwa pada Minggu, 29 Agustus 2021 pasukan AS melancarkan serangan pesawat tak berawak pada mobil ISIS di Kabul. /Pexels/Pixabay

"Kami tahu bahwa ada ledakan besar dan kuat berikutnya yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan, menunjukkan sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," katanya.

"Tidak jelas apa yang mungkin terjadi, dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut," tambah Komando Pusat.

Baca Juga: Senggol Unggahan BNPT soal Pengambilalihan Negara Afghanistan, Fadli Zon; kok Takut Taliban?

Presiden Joe Biden memperingatkan pada hari Sabtu bahwa situasi di lapangan di Kabul tetap sangat berbahaya, dan bahwa para panglima militernya telah mengatakan kepadanya bahwa serangan militan lainnya sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan.

Para pejabat AS mengatakan mereka sangat prihatin dengan afiliasi lokal Negara Islam (ISIS-K) yang menyerang bandara ketika pasukan Amerika berangkat, khususnya ancaman dari roket dan bahan peledak yang dibawa kendaraan.

Serangan pesawat tak berawak pada Minggu itu terjadi ketika Joe Biden menuju ke Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware untuk menghormati anggota layanan AS yang tewas dalam pemboman bunuh diri hari Kamis.

Baca Juga: Pria dengan Wajah Simetris Lebih Egois? Simak Penjelasannya

Pada hari Jumat, militer AS melancarkan serangan pesawat tak berawak yang dikatakan menargetkan militan ISIS-K di Provinsi Nangarhar, timur Kabul, menewaskan dua perencana kelompok dan melukai yang ketiga.

Dengan Amerika Serikat yang terus menarik pasukan, para pejabat mengatakan kekhawatiran tentang serangan ISIS lainnya akan meningkat.

Ketika Taliban menyapu Afghanistan awal bulan ini, Joe Biden mengirim ribuan tentara ke bandara Kabul untuk membantu mengevakuasi warga Amerika, warga Afghanistan yang berisiko, dan orang asing lainnya yang ingin melarikan diri dari penguasa baru negara itu.

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah