PR CIREBON – Kerusuhan terjadi di Melbourne, Australia, yang awalnya disebabkan oleh demonstrasi anti-lockdown.
Polisi pun menggunakan gas air mata, semprotan merica dan peluru karet pada demonstran di kota Australia itu dan menangkap lebih dari 200 orang.
Pada Sabtu, 21 Agustus 2021 waktu setempat, lebih dari 4.000 warga Australia datang ke apa yang disebut sebagai ‘aksi kebebasan’ di kota Melbourne.
Baca Juga: Usai Acaranya Alami Penundaan, BTS Minta Maaf Atas Pembatalan 'Map of the Soul World Tour'
Demonstrasi itu semakin meningkat pada sore harinya meskipun Perdana Menteri Dan Andrews mengatakan negara bagian itu berada di ambang bencana Covid-19.
Pada sore hari, enam petugas telah dirawat di rumah sakit termasuk dua dengan dugaan patah hidung, satu dengan ibu jari patah dan yang lainnya dengan gegar otak sedangkan 218 pengunjuk rasa ditangkap.
Polisi mengeluarkan 236 denda pada pendemo karena melanggar arahan virus Corona, dan menahan tiga orang karena menyerang polisi. Protes yang lebih kecil juga meletus di Sydney, Brisbane dan Cairns.
Baca Juga: 7 Orang Tewas di Dekat Bandara Kabul Imbas Kericuhan karena Ingin Melarikan Diri dari Afghanistan
"Meskipun ada beberapa pemrotes damai yang hadir, mayoritas dari mereka yang hadir datang dengan tujuan kekerasan," kata seorang petugas polisi polisi di Victoria, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.