Kelompok itu akan menyusun kerangka kerja global untuk studi ke hewan, manusia, makanan, lingkungan, keamanan hayati dan protokol untuk audit laboratorium ketika patogen baru muncul.
"Mengingat geopolitik dari semua ini, kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kerangka teknis dan ilmiah yang sangat solid untuk waktu ke depan," katanya.
Sebelumnya, sebuah tim ahli yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di dalam dan sekitar pusat kota Wuhan bersama para ilmuwan Tiongkok.
Mereka mengatakan dalam laporan bersama pada bulan Maret bahwa virus SARS-CoV-2 mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain dan penelitian lebih lanjut diperlukan.
WHO telah mendesak semua negara untuk bekerja sama dalam menyelidiki asal virus, tetapi Tiongkok secara terbuka menolak rencana untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium dan pasar di wilayahnya.
Baca Juga: Presiden Lebanon Serukan Tindakan kepada PBB Setelah Serangan Israel
Tedros menyebut penyelidikan terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran di sana.
Sedangkan Van Kerkhove mengatakan bahwa pejabat Tiongkok baru-baru ini membuat pernyataan publik tentang melanjutkan studi.
"Saya ingin melihat lebih banyak studi tentang hewan yang dijual di pasar untuk menelusuri kembali penyebaran virus," pungkasnya.***