Georges Ki-Zerbo, kepala negara WHO di Guinea, mengatakan Marburg telah beredar di hewan, terutama kelelawar, di Guinea selatan dan tetangga Sierra Leone dan Liberia.
Patogen cenderung berpindah dari hewan ke manusia di wilayah tersebut karena interaksi yang erat, terutama dalam berburu dan memakan daging dari alam liar.
"Tidak ada kasus sekunder yang diketahui. Kontak telah dilacak, dan 155 orang berada di bawah pengawasan selama tiga minggu," kata Ki-Zerbo dalam sebuah wawancara, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
"Ini adalah pengawasan aktif. Kontak diisolasi dari anggota keluarga lainnya. Mereka dikunjungi setiap hari untuk diperika potensi gejalanya," ia menambahkan.
Marburg dan Ebola terkait erat dan penularan antar manusia biasanya melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.
Guinea dinyatakan bebas dari Ebola dua bulan lalu, menyusul wabah yang menewaskan 12 orang.
Tingkat kematian Marburg dalam wabah beberapa tahun lalu bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen dari mereka yang terinfeksi.
Tetapi Ki-Zerbo mengatakan Guinea lebih siap untuk menangani wabah daripada ketika Ebola menyerang pada tahun 2014.