"Benar-benar tidak mudah untuk naik perahu dan saya berkata pada diri sendiri, 'apa yang akan terjadi? Saya akan mati seperti anak dari Suriah'," ujarnya.
Dia merujuk pada Alan Kurdi yang berusia tiga tahun, ditemukan tenggelam di pantai Turki pada tahun 2012.
Al Badri mengatakan kapal sepanjang enam meter itu diterpa ombak dan hujan di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Baca Juga: Beberkan Alasan Menyukai Lesti Kejora, Melly Goeslaw: Liat Dede Sayang dan...
"Kemudian seseorang jatuh dari perahu dan kemudian kami harus mengeluarkannya (dari air) dan semua orang ketakutan," ucapnya.
Perahu mereka pun hilang dan setelah 10 jam, al Badri menelefon layanan darurat Inggris, membawa mereka ke Dover.
Dia mengatakan sulit untuk meninggalkan keluarganya di Kuwait dan bergabung dengan gelombang migran yang keluar dari Timur Tengah dan tempat lain.
Baca Juga: Giro Sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio Masih Kosong, Polisi Belum Mau Menyebutkan Status Hukumnya
Tujuannya melarikan diri dari konflik dan kesulitan selama beberapa tahun terakhir untuk mencari kehidupan baru di Eropa.
"Saya Badui. Alasan saya meninggalkan negara saya adalah karena kami tidak memiliki status," tuturnya.