Peneliti menekankan bahwa jadwal pemberian dosis menghasilkan antibodi yang kuat dan respons sel T (kelompok sel darah putih yang berperan dalam kekebalan) dalam penelitian terhadap 503 petugas kesehatan.
“Untuk interval pemberian dosis yang lebih lama, tingkat antibodi penetral terhadap varian Delta diinduksi dengan buruk setelah dosis tunggal, dan tidak dipertahankan selama interval sebelum dosis kedua,” katanya.
Baca Juga: Atlet Badminton Indonesia Jonatan Christie Benamkan Aram Mahmoud dalam Olimpiade Tokyo 2020
“Setelah dua dosis vaksin, tingkat antibodi penetralisir dua kali lebih tinggi setelah interval pemberian dosis yang lebih lama dibandingkan dengan interval pemberian dosis yang lebih pendek,” jelasnya.
Antibodi penetral dianggap memainkan peran penting dalam kekebalan terhadap virus Corona, tetapi secara keseluruhan, sel-T juga berperan.
Studi ini menemukan tingkat sel T secara keseluruhan 1,6 kali lebih rendah dengan jeda panjang dibandingkan dengan interval dosis pendek selama 3-4 minggu.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 24 Juli 2021: Scorpio Sedang Kacau dan Capricorn Nikmatilah
Akan tetapi, proporsi yang lebih tinggi adalah sel T ‘pembantu’, yang mendukung kekebalan jangka panjang.
“Kita cenderung menekankan antibodi penetralisir sebagai ukuran respons imun. Tapi imunitas seluler, yang lebih sulit diukur, juga mungkin sangat penting,” kata Peter English, mantan ketua British Medical Association (BMA) Public Health.
Temuan yang diterbitkan sebagai pracetak itu mendukung pandangan bahwa meskipun dosis kedua diperlukan untuk memberikan perlindungan penuh terhadap Delta, menunda dosis mungkin memberikan kekebalan yang lebih tahan lama.