PR CIREBON – Penelitian terbaru di Inggris menyebut bahwa jeda waktu yang lebih panjang antara suntikan dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer mengarah ke tingkat antibodi keseluruhan yang lebih tinggi.
Peneliti Inggris itu membandingkan hasil tersebut dengan jeda waktu suntikan dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer yang lebih sebentar, tetapi mereka juga menemukan bahwa tingkat antibodi tidak bertahan lama setelah dosis pertama.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, studi yang dipimpin Universitas Oxford di Inggris itu memungkinkan untuk membantu menginformasikan strategi vaksinasi Covid-19, terutama Pfizer, terhadap varian Delta.
Baca Juga: Listrik Rumahnya Terancam Diputus, Lukman Sardi Minta Penjelasan PLN
Varian Delta sebelumnya dikhawatirkan mengurangi efektivitas dosis pertama vaksin, meskipun dua dosis masih bersifat protektif.
Lebih jelasnya, peneliti Inggris itu mengatakan bahwa jeda delapan minggu antara suntikan dua dosis adalah yang waktu yang cocok untuk melawan varian Delta.
“Apa yang kami temukan adalah, rata-rata, jika Anda memiliki interval pemberian dosis yang lebih pendek, Anda memiliki antibodi yang lebih rendah,” kata Susanna Dunachie, seorang profesor Penyakit Menular di Universitas Oxford dan kepala peneliti gabungan studi tersebut.
“Tetapi ini pada tingkat populasi, jadi saya pikir pertama-tama saya ingin mengatakan bahwa dua dosis vaksin Pfizer sangat baik dalam menginduksi respons imun, dan jika Anda sudah mendapatkan vaksin Pfizer dalam interval dosis pendek, jangan khawatir, ini vaksin yang bagus,” lanjutnya.