'Hari Kebebasan' Covid-19 Inggris, Berarti Isolasi untuk Perdana Menteri Boris Johnson

- 19 Juli 2021, 17:05 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan isolasi mandiri usai dinyatakan positif Covid-19 saat negara tersebut menghapus pembatasan pandemi.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan isolasi mandiri usai dinyatakan positif Covid-19 saat negara tersebut menghapus pembatasan pandemi. /Instagram.com@borisjohnsonuk

PR CIREBON- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diketahui akan menghabiskan apa yang disebut "hari kebebasan" dari Covid-19 dengan mengasingkan diri usai dirinya dites positif Covid-19.

Diketahui, Boris Johnson terpapar Covid-19 usai melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid, yang telah dites positif.

Sebelum terpapar Covid-19, Boris Johnson dan Kanselir Inggirs Rishi Sunak, bertemu Sajid Javid pada hari Jumat, 16 Juli 2021.

Baca Juga: Simak! 3 Resep Minuman yang Dapat Membuang Racun dalam Tubuh Anda Secara Efektif!

Awalnya, mereka mencoba untuk menyiasati persyaratan karantina dengan mengatakan bahwa mereka akan bergabung dengan skema pengujian di tempat kerja.

Tetapi setelah protes keras, dengan tuduhan kemunafikan pada saat kekurangan staf karena orang-orang yang dipaksa mengasingkan diri mengancam rantai pasokan, kedua pria itu kemudian setuju untuk melakukannya.

Dalam sebuah pernyataan video yang diposting di feed Twitter-nya, Johnson mengatakan mereka telah “secara singkat” melihat untuk bergabung dengan skema pengujian kontak harian yang sedang diuji coba di Kantor Kabinet dan sejumlah organisasi sektor publik dan swasta lainnya.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Milad ke-112 Muhammadiyah, Erick Thohir: Turut Memberikan Warna Bagi Kemajuan Negeri

"Saya pikir jauh lebih penting semua orang mematuhi aturan yang sama dan itulah mengapa saya akan mengasingkan diri hingga 26 Juli," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Independent.ie.

Itu berarti, Boris Johnson akan dikurung di kediaman resmi negaranya di Checkers ketika sebagian besar tindakan penguncian di Inggris dicabut pada Senin, 19 Juli 2021.

Sementara itu, Rishi Sunak dan Sajid Javid juga akan keluar dari peredaran, menandai awal yang tidak menguntungkan untuk apa yang para menteri harapkan akan menjadi akhir kontrol undang-undang yang "tidak dapat diubah".

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 19-25 Juli 2021: Minggu yang Menantang bagi Capricorn dan Aquarius

Itu terjadi di tengah peringatan baru dari para ilmuwan bahwa jumlah kasus di Inggris, yang sudah mencapai lebih dari 50.000 sehari, akan terus melonjak karena langkah-langkah pembatasan sosial wajib yang dicabut.

"Boris Johnson dan Rishi Sunak telah ditangkap lagi karena menganggap aturan yang kita semua ikuti tidak berlaku untuk mereka," tutur Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer.

Sebagaimana diketahui, jumlah kasus harian Covid-19 di Inggris pada Jumat, 16 Juli 2021 mencapai rekor tertingginya sejak Januari lalu.

Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Akan Tunggu Keadaan Membaik Demi Ingin Lilibet Dibaptis di Windsor

Atas lonjakan kasus itu, sejumlah ilmuwan pun meminta pemerintah Inggris untuk membatalkan pencabutan pembatasan Covid-19 tersebut.

Hal itu lantaran, para ilmuwan khawatir dengan pencabutan pembatasan tersebut akan membuat jumlah infeksi harian Covid-19 di Inggris kian meningkat.

Para ilmuwan pun menilai bahwa tindakan pencabutan pembatasan oleh Boris Johnson tersebut sebagai tindakan yang berbahaya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: independent.ie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x