PR CIREBON - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kuat ada hasutan provokasi yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan dan penjarahan di negaranya sepekan ini.
Presiden Cyril Ramaphosa mengungkapkan ihwal tersebut saat melakukan kunjungan pertamanya ke wilayah kerusuhan selama seminggu di Afrika Selatan. Terutama, ke daerah yang terkena dampak kerusuhan terburuk di era pasca-apartheid negara itu.
Dengan tegas, Cyril Ramaphosa mengatakan, 'anarki dan kerusuhan' tidak akan dibiarkan merajalela terjadi di negaranya, Afrika Selatan.
Baca Juga: Rafathar Takut Saat Cek Kamar Barunya, Raffi Ahmad: Jadi Cowok Harus Berani!
Aksiden kerusuhan dan penjarahan benar-benar mengguncang jagat Afrika Selatan dalam sepekan terakhir hingga menelan banyak korban tewas dan ribuan orang ditangkap.
“Yang jelas semua kerusuhan dan penjarahan ini dilatarbelakangi, ada orang yang merencanakan dan mengkoordinirnya,” ungkap Cyril Ramaphosa, Jumat, 16 Juli 2021, dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari Aljazeera.
Presiden Afrika Selatan melontarkan pernyataan itu ketika dia mengunjungi Kotamadya Ethikwini, yang meliputi kota pelabuhan Durban di provinsi KwaZulu-Natal, salah satu daerah yang paling parah dilanda penjarahan selama seminggu yang menghancurkan ratusan bisnis.
Baca Juga: Presiden Jokowi Batalkan Vaksinasi Berbayar, Pramono Agung: Seluruh Vaksin Digratiskan Pemerintah
Tercatat, sedikitnya ada 117 orang tewas, beberapa mengalami luka tembak dan lainnya tewas dalam aksiden penjarahan.