“Kami mengejar mereka, kami telah mengidentifikasi sejumlah besar dari mereka, dan kami tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di negara kami,” kata Cyril Ramaphosa.
Pemerintah Afrika Selatan mengumumkan pada hari Kamis, 15 Juli 2021, bahwa salah satu tersangka penghasut atau yang melakukan provokasi telah ditangkap dan 11 berada di bawah pengawasan.
Baca Juga: Nycta Gina Ungkap Obat dan Vitamin yang Dikonsumsi Ketika Anaknya Positif Covid-19
Total secara keseluruhan, sebanyak 2.203 orang telah ditangkap selama kerusuhan yang dilatarbelakangi berbagai pelanggaran, termasuk penjarahan.
Cyril Ramaphosa mengakui, bagaimanapun, bahwa pemerintahnya bisa bertindak lebih responsif untuk mencegah kerusuhan dan menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan rasial di KwaZulu-Natal.
Aksi protes di Afrika Selatan pecah dalam sehari setelah presiden terdahulu, Jacob Zuma, yang memiliki dukungan di antara orang miskin dan loyalis di Kongres Nasional Afrika (ANC) dikenai hukuman penjara 15 bulan akibat menolak bersaksi untuk penyelidikan kasus korupsi.
Namun dalam aksi protes tersebut, secara cepat berubah malah menjadi tindak penjarahan.
Massa banyak menjarah pusat perbelanjaan dan gudang, mengangkut barang-barang saat polisi pun tampaknya kewalahan tidak berdaya untuk bertindak.
Afrika Selatan telah mengerahkan lebih dari 20.000 personel aparat keamanan untuk membantu polisi dalam meredam kerusuhan dan penjarahan.