Mereka juga mendukung proses suaka jalur cepat bagi warga Tiongkok yang melarikan diri dari penganiayaan di wilayah tersebut, membentuk koalisi negara suaka dengan sekutu Barat.
“Sudah waktunya untuk politik besar,” kata anggota komite Alicia Kearns, juga seorang Konservatif.
“Kita adalah ibu dari semua parlemen. Jika kita tidak mau berbicara untuk mereka yang ingin dibungkam oleh orang lain, lalu apa yang akan dilakukan parlemen?,” ujarnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia percaya setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.
Pada minoritas, Tiongkok juga dituduh mensterilkan perempuan secara paksa dan memaksakan kerja paksa.
Baca Juga: Kim Jong Kook Penyanyi Sekaligus Entertainer Korea Selatan Sukses Pecahkan Rekor Terbaru di YouTube
Namun, Beijing telah membantah semua tuduhan pelanggaran dan bersikeras bahwa kebijakannya di Xinjiang diperlukan untuk melawan ekstremisme yang kejam.
Dalam laporan setebal 37 halaman berjudul Never Again: The UK's Responsibility to Act on Atrocities in Xinjiang and Beyond itu, anggota parlemen Inggris berpendapat bahwa apa yang mereka sebut sebagai kejahatan mengerikan di Tiongkok memang terjadi.
Tindakan Tiongkok itu, lanjut anggota parlemen Inggris, adalah seruan internasional untuk bertindak.