Fiji Wajibkan Vaksin Covid-19 Bagi Semua Pekerja: Tak Dapat Suntikan, Tak Ada Pekerjaan

- 9 Juli 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi. Perdana Menteri Fiji menegaskan warganya untuk divaksinasi Covid-19 jika tidak mau kehilangan pekerjaan.
Ilustrasi. Perdana Menteri Fiji menegaskan warganya untuk divaksinasi Covid-19 jika tidak mau kehilangan pekerjaan. /Pixabay.com/Prostock-Studio

PR CIREBON- Fiji telah mengumumkan rencana untuk membuat vaksin Covid-19 wajib bagi semua pekerja saat memerangi wabah varian Delta.

Perdana Menteri Fiji mengeluarkan pesan tersebut secara blak-blakan bahwa tidak ada suntikan vaksin Covid-19, maka tidak ada pekerjaan bagi para pekerja.

Frank Bainimarama mengatakan semua pegawai negeri di Fiji, negara Pasifik Selatan berpenduduk 930.000 orang itu harus cuti jika mereka belum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pertama pada 15 Agustus dan akan diberhentikan jika mereka tidak menerima suntikan kedua pada 1 November.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 9 Juli 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius Diberkati dengan Visi yang Sangat Jelas

Karyawan sektor swasta harus mendapatkan suntikan pertama mereka pada 1 Agustus, dengan individu menghadapi denda besar dan kuat jika mereka gagal untuk mematuhi dan perusahaan diancam akan ditutup.

"Tidak ada suntikan, tidak ada pekerjaan, itulah yang menurut ilmu pengetahuan kepada kita adalah yang paling aman dan itu sekarang menjadi kebijakan pemerintah dan ditegakkan melalui hukum," kata Bainimarama dalam pidato nasional Kamis, 8 Juli 2021, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari India Today.

Kebijakan garis keras itu muncul di tengah frustrasi pemerintah atas meluasnya pelanggaran terhadap langkah-langkah keamanan Covid-19 seperti menjaga jarak sosial dan mengenakan masker, yang sebagian disalahkan atas lonjakan besar dalam infeksi.

Baca Juga: Kronologi Kasus Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Terkait Penyalahgunaan Narkoba, Polisi Ungkap Motif ini!

Hingga April, Fiji tidak mencatat kasus komunitas selama setahun tetapi pelanggaran karantina melihat varian Delta yang sangat menular, pertama kali terdeteksi di India, dengan cepat mendapatkan pijakan, dengan negara itu sekarang mencatat 700 lebih kasus baru sehari.

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x