PR CIREBON – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada beberapa waktu lalu mengakui bahwa negaranya tengah alami kekurangan pangan.
Pengakuan Kim Jong Un dianggap tidak biasa oleh para pengamat dan menimbulkan pertanyaan tentang situasi di Korea Utara serta asalan di baliknya.
Pengamat Korea Utara juga percaya negara itu menghadapi kekurangan pangan yang cukup serius, dan mereka melihat kebijakan utama Kim Jong Un yang gagal sebagai penyebab krisis yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Terungkap Alasan Big Hit Entertainment Tidak Memiliki Trainee Wanita Selama Bertahun-tahun
Kekurangan pangan di Korea Utara juga disinyalir diakibatkan oleh adanya angin topan musim gugur, Covid-19, dan sanksi internasional.
Saat datang ke bantuan pangan kemanusiaan dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, para ahli juga mempertanyakan apakah, jika diterima, bantuan tersebut akan didistribusikan kepada penerima akhir yang dituju.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Korea Times, pada 17 Juni lalu dalam rapat pleno Partai Buruh yang berkuasa, Kim Jong Un mengakui bahwa negaranya menghadapi kekurangan pangan akibat topan dan banjir tahun lalu.
"Dengan sebagian besar indikasi, tampaknya ada kekurangan pangan dalam kisaran 1,35 juta hingga 1,5 juta ton. Krisis pangan terburuk sejak kelaparan hebat tahun 1990-an," kata Robert Manning, senior di Dewan Atlantik.