Usai Tikus Berkeliaran di Sekitar Rumah Warga, Kini Ribuan Jaring Laba-laba Memenuhi Wilayah Australia

- 17 Juni 2021, 18:00 WIB
Ribuan jaring laba-laba memenuhi wilayah Australia usai banyaknya tikus yang menghancurkan sekitar rumah warga.
Ribuan jaring laba-laba memenuhi wilayah Australia usai banyaknya tikus yang menghancurkan sekitar rumah warga. /REUTERS/

PR CIREBON – Sebuah wilayah di Australia telah terperangkap dalam jaring ribuan laba-laba setelah banjir parah yang memaksa manusia dan hewan itu untuk menemukan tanah yang lebih kering.

Wilayah Gippsland di Victoria, Australia, telah diterpa angin berkecepatan 77 mph dan badai hujan lebat sejak pekan lalu, menewaskan dua penduduk dan memaksa beberapa orang serta laba-laba mengungsi.

Laba-laba merupakan salah satu dari apa yang tampak seperti wabah makhluk yang melanda Australia tahun ini setelah kekeringan dan banjir yang telah melepaskan gerombolan tikus yang berkeliaran di daerah pertanian.

Baca Juga: Sentil BCL soal Pengumunan Terpapar Covid-19, Jerinx SID: Panik Bener Ya Sama Unggahan Saya Tadi?

Banyaknya tikus membuat beberapa orang Australia khawatir bahwa ular yang mencari mangsa dapat mengikuti tikus, tetapi untuk saat ini beberapa penduduk di Victoria timur khawatir dengan banyaknya laba-laba.

Ken Walker, kurator senior entomologi di Museum Melbourne, mengatakan bahwa jumlah jaring yang tak terhitung jumlahnya muncul sekitar setahun sekali dan fenomena itu indah.

“Laba-laba dapat membuat berbagai macam jaring yang berbeda dan salah satu jaring yang mereka buat itu adalah jaring kecil yang sangat tipis yang mereka gunakan untuk terbang bersama angin. Mereka bisa terbang 100 km,” katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Washington Post.

Baca Juga: Pembayar Pajak di Jepang Dapat Terbebani Dana Anggaran Jika Olimpiade Tokyo Digelar Tanpa Penonton

Dieter Hochuli, seorang ahli ekologi dari University of Sydney, mengatakan bahwa laba-laba yang tinggal di tanah pada dasarnya melakukan apa yang dilakukan manusia dalam situasi di mana rumah mereka tidak lagi layak huni, yaitu pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x