Warga Sipil di Myanmar Mulai Mengangkat Senjata, Pihak Militer Meresponya dengan Serangan Udara

- 16 Juni 2021, 17:15 WIB
Ilustrasi kudeta Myanmar.
Ilustrasi kudeta Myanmar. /Pixabay/jorono

Baca Juga: Ini Janji Giring Ganesha Jika Terpilih Jadi Presiden Indonesia 2024

Sebagian besar dari mereka meninggal karena melakukan protes anti kudeta, pihak militer juga sudah menangkap lebih dari enam ribu orang.

Orang-orang tersebut disiksa dan diambil paksa oleh pasukan militer sejak mereka merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Dalam keadaan tersebut, mereka merasa perlawanan dengan menggunakan senjata adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk menjatuhkan rezim ini.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Singkirkan Botol Coca Cola Saat Konferensi Pers, Perusahaan Rugi Rp57 Triliun

Seorang mantan Dosen Universitas, Neino mengungkapkan kalau warga sudah berusaha bergerak dengan melakukan protes berskala nasional.

“Kami telah melakukan protes nasional dan meluncurkan gerakan pembangkangan sipil terhadap militer dengan harapan memulihkan demokrasi sipil, tetapi metode itu saja tidak berhasil,” ujar Neino.

Neino sendiri sekarang memimpin cabang politik perlawanan sipil di Negara Bagian Chin dan Sagaing.

Baca Juga: Efek Samping Terlalu Banyak Makan Selai Kacang Menurut Ahli

Salai Vakok, seorang pekerja bangunan yang berusia 23 tahun kini berubah hidupnya dan bergabung dengan para pejuang di Negara Bagian Chin.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x