Keadaan semakin serius ketika pihak militer mulai melakukan penyerangan terhadap warga sipilnya yang melakukan protes.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, Andrew menceritakan yang dialaminya setelah bergabung dengan jutaan orang di seluruh Myanmar dalam demonstrasi damai untuk kembali ke pemerintahan sipil.
Baca Juga: Israel Kembali Melancarkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Pria berusia 27 tahun itu telah berlatih untuk membunuh tentara dengan senapan berburu di hutan dekat perbatasan tenggara Myanmar dengan Thailand.
“Sebelum terjadinya kudeta, aku bahkan tidak bisa membunuh binatang,” ucap Andrew.
Sebagian orang yang melakukan perlawanan juga merasakan hal yang sama, mereka terpaksa berlatih dengan alasan keamanan.
“Ketika saya melihat militer membunuh warga sipil, saya merasa sangat sedih,” kata Andrew.
“Sehingga saya sampai pada pola pikir bahwa saya berjuang untuk rakyat melawan diktator militer yang jahat,” sambungnya.
Andrew termasuk dalam warga sipil yang memutuskan untuk mengankat senjata demi menjatuhkan pihak militer yang sejauh ini sudaah menewaskan 860 orang sipil.