Hamas, faksi Palestina yang memerintah Gaza, mengatakan pihaknya mulai menembakkan roket ke Israel sebagai tanggapan atas tindakan keras Israel itu.
Israel membenarkan serangan di gedung al-Jalaa pada hari Sabtu, 15 Mei 2021 dengan mengatakan gedung itu berisi aset militer Hamas sebuah klaim yang ditolak dengan keras.
“Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk tindakan barbar dengan penargetan jurnalis,” ujar Dr. Mostefa Souag, penjabat direktur jenderal Al Jazeera Media Jaringan, mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah serangan itu.
“Kami menuntut tindakan internasional segera untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas penargetan jurnalis dan institusi media yang disengaja,” tambahnya.
Presiden dan CEO Associated Press, Gary Pruitt, mengatakan kantor berita terkejut dan ngeri dengan serangan itu, mengatakan militer Israel telah lama mengetahui lokasi biro kami dan tahu wartawan ada di sana.
“Ini adalah perkembangan yang sangat mengganggu. Kami nyaris menghindari kematian yang mengerikan. Lusinan jurnalis AP dan pekerja lepas berada di dalam gedung dan untungnya kami bisa mengevakuasi mereka tepat waktu,” kata Pruitt.
Ini bukan pertama kalinya Israel menargetkan organisasi media dan jurnalis dalam serangan militernya di Jalur Gaza.
Pada tahun 2014, kelompok hak asasi Palestina Al Haq mengatakan serangan membabi buta terhadap bangunan media yang telah menjadi fitur yang signifikan dari serangan militer Israel di wilayah Palestina tahun itu, yang PBB mengatakan menewaskan lebih dari 1.500 warga sipil Palestina, termasuk lebih dari 500 anak-anak.