PR CIREBON - Palestina menolak untuk mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu) secara online.
Otoritas Palestina peduli tentang prinsip pembukaan secara fisik pemilihan di Yerusalem timur.
Daripada memastikan kemampuan orang untuk memberikan suara dalam pemilihan legislatif bulan depan, Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Eropa Kamis lalu.
Baca Juga: Termasuk Mengompres Dada, Simak Berikut 10 Cara Mengatasi Cegukan Saat Berpuasa
"Beberapa diplomat Eropa mengusulkan untuk mengadakan pemilihan online di Yerusalem timur," katanya dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Jerussalem Post.
“Masalahnya bukanlah angka; itu politis. Ini ada hubungannya dengan pengakuan Israel bahwa warga Palestina di Yerusalem timur memiliki hak untuk memilih dan mencalonkan diri dalam pemilihan. "sambungnya.
PA mengatakan, akan menunda atau membatalkan pemilihan 22 Mei, karena Israel belum menanggapi permintaannya untuk mengadakan pemungutan suara di Yerusalem.
Baca Juga: Apakah Anda Sering Nyeri Dada? Simak Berikut 5 Penjelasan Kemungkinannya
Beberapa negara anggota UE telah meminta Israel untuk mengizinkan warga Arab Yerusalem, yang memiliki kartu identitas yang dikeluarkan oleh Israel tetapi bukan warga negara, untuk memberikan suara dalam pemilihan.
Israel menolak melakukan apa pun untuk mendukung pemilu, tetapi juga belum mengambil langkah untuk mencegahnya.