Dengan mengenakan topi dan mengacungkan poster Aung San Suu Kyi mereka berbaris melalui Maladay, kota dan ibu kota budaya terbesar kedua di Myanmar.
Mandalay telah menjadi tempat banyak terjadinya kekerasan terburuk dari polisi dan pasukan sejak kudeta.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta 22-28 Maret 2021: Capricorn Hadapi Ketakutan dan Pisces Ada Kedamaian
Media lokal mengatakan unjuk rasa yang dilakukan oleh para dokter dan perawat itu dilakukan saat fajar untuk menghindari pasukan keamanan.
Dikabarkan AFP, pawai itu terjadi sehari setelah kelompok pemantau lokal mengkonfirmasi pembunuhan empat pengunjuk rasa di tangan pasukan keamanan di seluruh negeri.
Dua dari kematian itu terjadi di ibu kota komersial Yangon, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Para pengunjuk rasa melakukan protes menyalakan lilin di kota utara Kale semalam dan meninggalkan rambu-rambu di jalan yang menyerukan intervensi PBB untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.
Hampir 250 kematian telah dikonfirmasi dalam beberapa minggu sejak kudeta, menurut AAPP, meskipun jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi.
Lebih dari 2.300 lainnya telah ditangkap, kata kelompok itu.