PR CIREBON - Beberapa pasangan suami istri (pasutri) di Korea Selatan memilih untuk menunda pendaftaran pernikahan mereka agar lebih mudah untuk membeli rumah pertama mereka.
Menurut laporan dari Chosun Ilbo, banyak pasutri Korea Selatan akan tinggal bersama setelah mengadakan upacara pernikahan ‘informal’, tanpa mendaftarkan secara resmi (seperti nikah siri).
Hal itu dikarenakan mereka ingin mendapatkan rumah yang terjangkau lebih cepat atau untuk menghindari membayar pajak perumahan yang tinggi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini, 16 Maret 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Ada yang Meniru
Harga real estate terus meningkat sejak Presiden Moon Jae-in menjabat pada tahun 2017, sebuah tren yang membuat pembelian rumah menjadi kurang layak bagi warga Korea Selatan yang biasa-biasa saja.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Insider, statistik pemerintah terbaru dari Korea menunjukkan bahwa total 213.513 pasutri menikah pada tahun 2020.
Angka itu lebih rendah 10,7 persen dari tahun 2019 dan merupakan jumlah pernikahan terendah di Korea Selatan sejak 1981.
Meskipun ada pilihan perumahan yang terjangkau untuk pasangan muda, ada daftar tunggu yang panjang, dan rumah tangga berpenghasilan ganda (pasutri sama-sama bekerja) mungkin belum tentu memenuhi syarat.