Polisi Myanmar yang Kabur ke India Buka Suara, Sebut Tolak Perintah untuk Tembak Mati Pengunjuk Rasa

- 11 Maret 2021, 14:00 WIB
Polisi Myanmar yang kabur ke India mengaku mereka menolak perintah junta militer untuk menembak mati pengunjuk rasa.*
Polisi Myanmar yang kabur ke India mengaku mereka menolak perintah junta militer untuk menembak mati pengunjuk rasa.* /Reuters/Stringer

PR CIREBON – Unjuk rasa anti kudeta militer di Myanmar terus memakan korban jiwa, sebagian besar dari mereka adalah anak muda.

Polisi Myanmar menangkap dan menembaki ratusan orang pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer.

Tindakan militer Myanmar tersebut dikecam banyak negara di seluruh dunia, termasuk ASEAN.

Baca Juga: Andi Arief: Darmizal Nangis karena Janjikan Moeldoko Data KLB Abal-abal yang Tidak Bisa Diinput

Sementara itu, beberapa polisi Myanmar kabur menuju India karena tidak ingin menuruti perintah junta militer.

Polisi Myanmar yang kini telah berada di India tersebut mengakui bahwa mereka memang kabur ke India karena menolak aksi kudeta oleh junta militer.

Sebagaimana diberitakan di PR Bekasi dalam artikel "Pengakuan Mengejutkan Polisi Myanmar: Kami Diperintah Tembak Pengunjuk Rasa hingga Mati" menurut Tha Peng (27), dirinya diperintahkan oleh komandannya untuk menembak para pengunjuk rasa di kota Khampat, Myanmar hingga mati.

Baca Juga: Akui Beri Uang ke Kader Demokrat yang Ikuti KLB, Darmizal: Kami Ringankan Bebannya Apa Salah?

"Komandan saya menelepon dan bertanya apakah saya ingin menembak para pengunjuk rasa, lalu saya menolaknya dan keesokan harinya langsung mengundurkan diri dari kepolisian," katanya dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 10 Maret 2021.

Tha Peng mengatakan, menurut aturan polisi, pengunjuk rasa harus dihentikan dengan peluru berlapis karet atau ditembak di bawah lutut.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: PR Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x