Berkat Seruan Internasional, Ratusan Pengunjuk Rasa di Myanmar Diizinkan Pergi oleh Pasukan Keamanan

- 10 Maret 2021, 06:00 WIB
Gas air mata dan pemadam api berteberan di antara demonstran di Myanmar
Gas air mata dan pemadam api berteberan di antara demonstran di Myanmar /Reuters/Stringer

PR CIREBON - Ratusan pengunjuk rasa berusia muda di Myanmar yang ditangkap oleh pasukan keamanan di distrik Yangon sudah dapat dibebaskan pada Selasa, 9 Maret 2021.

Pasukan keamanan memberikan izinnya karena adanya seruan dari Barat dan PBB, yang meminta para pengunjuk rasa di Myanmar dibiarkan pergi.

Ribuan orang telah menentang adanya jam malam yang diberlakukan di Kota Utama Myanmar, untuk mendukung para pemuda di distrik Sanchaung.

Baca Juga: Unggah Foto Bertiga Kaesang Pangarep Bersama Felicia dan Nadya Arifta, Kiky Saputri: Fix Jangan Foto Bertiga

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, pengambilalihan tentara dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi telah menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan yang berkelanjutan.

Dikatakan kelompok advokasi, pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 60 pengunjuk rasa dan menahan lebih dari 1.800 sejak itu.

Di Sanchaung, polisi yang menembakkan senjata dan menggunakan granat kejut, mengumumkan mereka akan memeriksa rumah dari warga di luar distrik dan menghukum siapapun yang menyembunyikan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Nekat Ubah Danau jadi 'Pulau Cinta' Demi Dapatkan Kembali Cinta Mantan, Pria Tiongkok Justru Ditolak

Aktivis pemuda Shar Ya Mone mengatakan dia telah berada di sebuah gedung dengan sekitar 15 hingga 20 orang lainnya, tetapi mereka sudah bisa pulang sekarang.

"Ada banyak tumpangan mobil gratis dan orang-orang menyambut para pengunjuk rasa," kata Shar Ya Mone melalui telepon.

Pengunjuk rasa lain memposting di media sosial, bahwa mereka dapat meninggalkan daerah itu sekitar jam 5 pagi setelah pasukan keamanan mundur.

Baca Juga: Protes Anti Kudeta Militer di Myanmar Terus Jatuhkan Korban, Buruh Pabrik Kini Lakukan Mogok Nasional

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya menyerukan, agar para pengunjuk rasa dibebaskan dengan aman tanpa kekerasan dan penangkapan.

Seruan yang juga digemakan oleh kedutaan besar AS dan Inggris di Myanmar.

Sebuah kelompok hak advokasi mengatakan sekitar 50 orang telah ditangkap di Sanchaung setelah polisi menggeledah rumah, meskipun mereka masih terus melakukan pemeriksaan.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x