PR CIREBON- Para peneliti pada Rabu, 24 Februari 2021, melaporkan bahwa virus corona kembali bermutasi dan menjadi varian baru Covid-19 telah ditemukan di kota New York, Amerika Serikat.
Menurut para peneliti, varian baru Covid-19 tersebut memiliki beberapa kesamaan dengan varian yang lebih dapat ditularkan dan tidak dapat dipecahkan seperti varian yang ditemukan di Afrika Selatan.
Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, varian baru Covid-19 tersebut dilaporkan saat ini sedang meningkat di Kota New York.
Baca Juga: Dianggap Sudah Berkali-kali Timbulkan Kerumunan, Mardani Ali Sera: Bukan Spontanitas
Berdasarkan keterangan dari para peneliti di Kolese Dokter dan Ahli Bedah Vagelos Universitas Columbia, Rabu, varian baru Covid-19, yang dikenal sebagai B.1.526 itu, pertama kali diidentifikasi dalam sampel yang dikumpulkan di New York pada November, dan pada pertengahan Februari yang mewakili sekitar 12% kasus.
Adanya varian baru Covid-19 tersebut juga telah dijelaskan dalam penelitian yang dipublikasikan secara online minggu ini oleh California Institute of Technology.
Namun, sejauh ini, tidak ada studi yang telah ditinjau oleh para ahli dari luar.
Baca Juga: Dokumen Internal WHO Sebut Tiongkok Lakukan Sedikit Usaha dalam Selidiki Asal-usul Pandemi
Para peneliti Columbia mengatakan, analisis database yang tersedia untuk umum tidak menunjukkan prevalensi tinggi varian baru Covid-19 yang baru-baru ini diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil dalam sampel kasus dari Kota New York dan sekitarnya.