Berita kematiannya kemungkinan akan mengobarkan gairah dalam gerakan protes, yang telah merangkul pembangkangan sipil tanpa kekerasan.
Baca Juga: Ilmuwan Jerman Yakini Virus Corona Bocor dari Laboratorium Wuhan, Begini Alasannya
Seorang juru bicara militer yang berkuasa tidak menyangkal bahwa demostran itu telah ditembak oleh pasukan keamanan.
Tetapi, pihaknya mengatakan pada konferensi pers minggu ini bahwa dia berada di tengah kerumunan yang melemparkan batu ke arah polisi dan kasus tersebut sedang diselidiki.
Sementara itu, badan Human Rights Watch menuduh bahwa polisi di Naypyitaw memiliki "darah di tangan mereka".
Baca Juga: Disebut Ada Jin, Masjid Kuno al Zahir Kairo Dijauhi Jemaah, Warga Desak Pihak Berwenang Turun Tangan
"Petugas yang menarik pelatuknya harus diselidiki, ditangkap, dan dituntut sepenuhnya sesuai hukum," kata Phil Robertson, wakil direktur Asia dari kelompok yang berbasis di New York.
Itulah satu-satunya cara yang cocok untuk menghormati memori wanita muda pemberani ini.
Demonstrasi kemudian berlanjut pada hari Jumat di Yangon, kota terbesar di negara itu, dan di tempat lain.
Baca Juga: Kapolri Terbitkan Surat Telegram, Kadiv Propam Polri: Cicipi Narkoba, Bikin Moral Bejat