PR CIREBON – Korea Utara dikabarkan mempertahankan dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya sepanjang tahun 2020 yang melanggar sanksi internasional.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) juga menyebut Korea Utara mendanai kegiatannya hingga jutaan dolar AS yang dicuri melalui peretasan di dunia maya.
Laporan oleh pemantau sanksi independen mengatakan, wilayah di Korea Utara, Pyongyang, memproduksi bahan fisil, memelihara fasilitas nuklir.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Tantang Berikan Bukti Soal Orang yang Mengkritik Dipenjara
Lalu, Pyongyang meningkatkan infrastruktur rudal balistiknya sambil terus mencari materi dan teknologi untuk program-program tersebut dari luar negeri.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden merencanakan pendekatan baru ke Korea Utara.
Hal itu termasuk peninjauan penuh dengan sekutu tentang opsi tekanan dan potensi diplomasi di masa depan.
Baca Juga: Buka Album Foto Pernikahannya dengan Ory Vitrio 7 Tahun Lalu, Oki Setiana Dewi: Penuh Perjuangan
Pendahulunya Donald Trump telah bekerja dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan keduanya bertemu tiga kali pada 2018 dan 2019.
Namun, pertemuan puncak mereka gagal mencapai terobosan, karena pembicaraan gagal akibat seruan AS agar Pyongyang berhenti meningkatkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara untuk diakhirinya sanksi.
Pada tahun lalu, Korea Utara telah menampilkan sistem rudal balistik jarak pendek, jarak menengah, kapal selam dan antarbenua baru di parade militer, menurut laporan PBB.
Bulan lalu, mereka mengungkap apa yang dikatakan sebagai 'senjata paling kuat di dunia' pada parade militer di Pyongyang untuk menandai kongres partai yang berkuasa ke-8.
Meskipun tidak ada uji coba rudal nuklir atau balistik pada tahun 2020, Pyongyang mengumumkan persiapan untuk pengujian dan produksi hulu ledak rudal balistik baru dan pengembangan senjata nuklir taktis.
Korea Utara juga meledakkan terowongan di lokasi uji coba nuklir utamanya, Punggye-ri, pada 2018, dengan mengatakan keputusan itu adalah bukti komitmennya untuk mengakhiri uji coba nuklir.
Baca Juga: Sesalkan Pernyataan Novel Baswedan Soal Kematian Ustaz Maheer, Gun Romli: Jangan Framing Jahat
Namun, sebuah sumber anonim mengatakan kepada pengawas PBB bahwa masih ada personel di lokasi tersebut, menunjukkan bahwa tempat itu belum ditinggalkan.
Selain itu, Korea Utara dan Iran juga dikabarkan telah melanjutkan kerja sama dalam proyek pengembangan rudal jarak jauh, termasuk pemindahan bagian penting dengan pengiriman terbaru dilakukan tahun lalu.***