Network
Semua 19 korban telah ditembak, tetapi peluru tidak ditemukan di lokasi, membuat penyelidik percaya bahwa mereka dibunuh di tempat lain.
"Di salah satu van ada dua mayat di kursi depan, satu mayat di sisi pintu pengemudi, satu lagi di sisi pintu penumpang dan 15 mayat di bagian belakang kendaraan," demikian pernyataan pemerintah.
Baca Juga: Penuhi Panggilan Polri, Ambroncius Nababan Akui Tak Bermaksud Rasis pada Suku Papua
"Investigasi awal menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh proyektil senjata api dan kemudian [para korban] dibakar," tambahnya.
Seorang pejabat Camargo, yang meminta namanya dirahasiakan karena masalah keamanan, mengatakan pembunuhan itu terjadi pada hari Jumat, tetapi orang-orang takut untuk melaporkannya.
Sumber terpisah dari kantor kejaksaan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penyelidikan telah diluncurkan untuk menentukan apakah para korban adalah migran tidak berdokumen, seperti yang dilaporkan beberapa media lokal.
Baca Juga: Tolak RUU BPIP, Mardani Ali Sera: Pemerintah Jangan Memancing Keributan
Pejabat tersebut mengatakan bahwa mereka telah menghubungi otoritas konsuler Guatemala di Meksiko untuk memberikan informasi yang diperlukan dan mencoba mengidentifikasi beberapa orang yang diyakini sebagai migran Guatemala.
Camargo, sebuah kota berpenduduk sekitar 15.000 orang, berbatasan dengan Texas dan negara bagian Nuevo Leon di Meksiko.
Pihak berwenang dari Nuevo Leon bekerja sama dengan kantor kejaksaan Tamaulipas.
